Proses terjadinya petir
Agie mengatakan, terjadinya petir disebabkan ketika musim hujan ditambah dengan banyaknya uap air atau kandungan massa udara di awan, yang menyebabkan daya isolasi atmosfer menurun. "Sehingga, seperti kita ketahui, petir itu terjadi ketika elektron di bawah awan tertarik oleh proton di wilayah daratan," kata Agie.
Oleh karena itu, Agie mengatakan, ketika terjadi petir di dataran luas justru tidak diperbolehkan berlindung di bawah pohon. "Kita lebih baik berlindung ketika sudah muncul tanda-tandanya, seperti perubahan cuaca yang cukup cepat," imbuh dia.
Baca Juga: Cuaca besok di Jabodetabek hujan merata, awas petir dan angin kencang
Perubahan cuaca secara cepat itu bisa dilihat dari gumpalan awan-awan seperti bunga kol yang warnanya gelap pekat, dan udara dingin sesaat sebelum munculnya petir. "Maka kita sebaiknya berlindung di tempat yang aman, seperti rumah, dan jangan justru di daerah-daerah yang rawan terjadi sambaran petir," kata Agie.
Mengapa sambaran petir mematikan? Dikutip dari Kompas.com, 27 April 2017, peneliti petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat, mengatakan, petir berbeda dengan listrik di rumah meski sama-sama memiliki arus listrik.
"Petir berbeda dengan listrik di rumah karena dia tidak sabaran. Arus listrik di rumah kita mau mengantre dalam kabel. Petir tidak. Dia tidak peduli, maunya cepat-cepat sampai ke bumi," kata Syarif.
Baca Juga: Cuaca hari ini di Jabodetabek hujan merata, tetap bawa payung dan jas hujan
Untuk menghantarkan arus ke bumi, petir cenderung memilih tempat terbuka, obyek yang tinggi, dan tonjolan di permukaan bumi.
Obyek tinggi bisa berupa tiang ataupun pohon. Adapun tonjolan bisa berupa bukit atau gunung, manusia, hewan, dan bangunan yang berada di tempat terbuka. Sehingga, orang yang berada di tengah sawah, bermain bola di lapangan, ataupun berlayar di atas kapal di lautan bisa menjadi tonjolan yang siap disambar petir.
"Karena sifatnya yang tidak sabaran, saat ada tonjolan, petir akan menyambar semuanya tanpa pilih-pilih. Jadi memang tidak mengherankan petir bisa menyambar banyak obyek sekaligus," ungkap Syarif.
Dari sisi kekuatan, tegangan petir pun sangat besar. Tegangan listrik yang bisa ditoleransi manusia adalah 20 miliampere, sedangkan tegangan yang dihasilkan petir bisa mencapai 26.000 ampere.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Hujan Disertai Petir di Pulau Jawa, Ini Penjelasan dan Imbauan BMKG..."
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Sari Hardiyanto
Selanjutnya: Cuaca hari ini di Jawa dan Bali: Bandung hujan ringan dan Surabaya cerah berawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News