MANADO. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara, Jenny Karouw mengatakan Jepang membeli cengkih Sulut atau lebih dikenal cengkih Minahasa seharga 22 dolar AS per kilogram atau Rp275 ribu (dengan kurs Rp12.500).
"Harga tersebut berdasarkan data ekspor cengkih ke Jepang akhir 2014 lalu," kata Jenny Karouw di Manado, Senin (2/2).
Dengan harga tersebut, kata Jenny, memberikan optimisme, bahwa komoditas perkebunan andalan masyarakat tersebut tetap memiliki prospek harga tinggi.
"Memang harga tersebut bisa lebih tinggi dua kali lipat ketimbang harga pedagang di Manado, karena pembeli Jepang hanya membeli dalam jumlah sedikit," kata Jenny.
Tetapi setidaknya memberi gambaran, bahwa komoditas cengkih punya prospek harga bisa lebih tinggi dari harga yang ada di pasaran saat ini.
"Dalam negeri harga hanya cengkih di kisaran Rp135 ribu hingga Rp140 ribu per kg saat ini, tetapi sebelumnya komoditas ini pernah menyentuh Rp200 ribu waktu lalu," kata Jenny.
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Darwin Muksin mengatakan selain ke Jepang, cengkih juga diminati pembeli Belanda tetapi dengan harga lebih murah yakni 14,5 dolar AS atau berkisar Rp185 ribu per kg.
"Adanya harga ekspor di Jepang dan Belanda dapat memberi gambaran kepada petani bagaimana prospek cengkih," kata Darwin.
Selain buah cengkih yang diekspor juga gagang ke Belanda sebanyak 20 ton dengan sumbangan devisa sebesar 23.500 dolar AS dan yang ke Jepang enam ton dengan nilai 16.800 dolar AS.
Tahun 2015 diperkirakan akan terjadi panen raya cengkih dengan panen terjadi secara merata di beberapa kabupaten/kota di mana masyarakatnya menanam tanaman perkebunan ini.
Pemerintah akan terus mengawasi dan memantau, sehingga harga tidak terus anjlok saat panen raya tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News