2 Negara ASEAN Berminat Investasi di IKN, Malaysia Berminat Bangun 20 Tower Rusun

Senin, 04 September 2023 | 04:32 WIB   Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie
2 Negara ASEAN Berminat Investasi di IKN, Malaysia Berminat Bangun 20 Tower Rusun

ILUSTRASI. IKN) telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau letter of intent (LOI) untuk IKN baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia. KONTAN/Baihaki


IKN NUSANTARA - JAKARTA. Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau letter of intent (LOI) untuk IKN baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia.

Mengutip laman Setkab.go.id, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Otorita IKN, Agung Wicaksono mengatakan, dari jumlah tersebut, minat investasi terbanyak memang dari perusahaan Indonesia, yang jumlahnya mencapai lebih dari setengahnya. 

"Kemudian dari ASEAN, ada Singapura dan Malaysia. Yang lainnya, Jepang dan Korea,” ungkapnya.

Agung mencatat, total investasi swasta ke sektor hiburan di IKN telah mencapai Rp 20 triliun atau hampir sekitar seperempat persen dari total pendanaan pembangunan untuk swasta.

“Kalau yang dari swasta, tetapi tadi sudah ada Rp 20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau,” papar Agung usai menjadi pembicara pada ASEAN Investment Forum Day 2, di Jakarta, Minggu (03/09/2023).

Khusus untuk ASEAN, yakni Malaysia, terdapat dua perusahaan properti yang telah berkomitmen untuk membangun 20 tower rumah susun atau rusun di IKN. 

Baca Juga: Tarik Minat Investor, Otorita IKN Tawarkan Berbagai Insentif Pajak

Dua perusahaan tersebut tengah melakukan studi kelayakan untuk kemudian menunggu evaluasi dari pemerintah sebelum mendapatkan izin untuk memulai pembangunan.

“Kalau Singapura itu yang mereka paling minat renewable energy (energi terbarukan), kemudian pengolahan waste,” ujar Agung.

Agung menyampaikan, pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tercantum kebutuhan pendanaan IKN sebesar Rp 466 triliun yang dibagi menjadi tiga indikasi pendanaan.

Yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 90,4 triliun, badan usaha/swasta sebesar Rp 123,2 triliun, dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) sebesar Rp 252,5 triliun.

Pendanaan swasta yang didominasi oleh sektor swasta asal domestik tersebut pada utamanya masuk kepada zona 1A yang akan menjadi titik lokasi pembangunan Istana Kepresidenan dan beberapa kantor kementerian.

Baca Juga: Otorita IKN Sebut 34 Ribu Hektar Tanah di IKN Telah Bersertifikat

“Kawasan 1 ini seperti sekitar istana, Monas, dan sebagainya. Ini kita fokus yang di situ dulu, KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) ini arrange sekitar 6.000 hektare. Terus KIPP kita fokus lagi yang area 1A, ini baru yang 1A saja yang 2024 ini kita targetkan setelah itu masih banyak lagi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru