Yang lebih mengkhawatirkan dari situasi yang sudah mencemaskan ini adalah bahwa kondisinya belum tiba di puncak pandemi. Grafik pandemi masih akan terus mendaki hingga ketinggian yang belum dapat dibayangkan.
Penularan secara besar-besaran masih terjadi di tengah-tengah masyarakat. Hal itu tercermin dari tingkat positivitas yang masih di atas 20 persen. Di saat yang sama, eksekusi PPKM di lapangan masih jauh panggang dari api. Jika tak ada intervensi serius di hulu penanganan pandemi, kolapsnya rumah sakit semakin nyata.
Sebagai dokter, Amelia hanya bisa berharap masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Baca Juga: Kota Bekasi paling taat protokol kesehatan se-Jabar, Depok paling tidak taat
"Bulan Juni-Juli 2020 itu kasus Jabodetabek sangat rendah. Saat itu, masyarakat disiplin menjaga, tidak berkerumun, mobilitas dan interaksi dibatasi, serta selalu menggunakan masker. Alangkah baiknya kita mengulang hal itu lagi," ujar Amelia.
"Bosan, lelah, masalah ekonomi adalah masalah kita semua, termasuk dunia. Namun, kalau kita lelah bersabar sekarang, maka pandemi ini akan sangat panjang dan keterpurukan kita di kesehatan dan ekonomi semakin dalam. Kurangi interaksi dengan banyak orang, jangan jadikan diri kita sumber penular bagi keluarga dan kerabat lainnya," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ancaman RS Kolaps di Depok Kian Nyata, Pasien Covid-19 Menumpuk di IGD"
Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Egidius Patnistik
Selanjutnya: Di atas rata-rata nasional, positivity rate corona di Depok lebih dari 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News