AGRIBISNIS - JAKARTA. Anggota Komisi IV DPR Hamid Noor Yasin mendukungan Kementerian Pertanian (Kementan) lewat Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang menggelar Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Kabupaten Wonogiri di Hotel Sahid Solo pada Senin (22/2) lalu.
Bimtek hasil kolaborasi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Komisi IV DPR RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) ini ditujukan untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh petani.
Hamid menjelaskan bahwa penyelenggaraan bimtek tersebut merupakan hasil aspirasi dari Komisi IV DPR RI.
“Pemerintah atas kesepakatan dengan DPR RI menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) bagi Petani dan Penyuluh. Program ini adalah program aspirasi anggota DPR untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi oleh rakyat khususnya dibidang pertanian,” ujar Hamid dalam keterangannya, Rabu (24/2).
Baca Juga: Tingkatkan kompetensi petani milenial, Polbangtan Yoma selenggarakan bimtek
Pada kesempatan lain, Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi turut menuturkan bahwa SDM pertanian sebagai subjek pembangunan perlu mendapat prioritas program pembangunan pertanian.
“Sebagai pelaku pembangunan pertanian, petani dan penyuluh sudah selayaknya mendapat prioritas dalam program pembangunan pertanian. Salah satunya melalui kegiatan Bimtek seperti ini,” ujar Dedi.
Bimtek Angkatan III yang diikuti oleh 90 petani dan 10 penyuluh Kabupaten Wonogiri tersebut mengangkat materi tentang peluang usaha porang dan menghadirkan Mujahid serta Teguh Subroto yang merupakan pelaku usaha porang selaku pemateri.
Mujahid memaparkan bahwa peluang bisnis porang masih sangat terbuka lebar, mengingat bahwa porang merupakan salah satu komoditas ekspor yang sangat diminati oleh negara-negara Asia Timur terutama Jepang dan China.
Baca Juga: Pedagang pasar tradisional sebut harga cabai masih belum terkendali
“Harga porang saat ini cukup kompetitif dan perawatannya tidak serumit komoditas lain. Sudah banyak juga perusahaan yang siap menampung hasil panen porang, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran mengenai masalah pasar,” jelas Mujahid kepada peserta pelatihan.
Pada pertengahan tahun 2020 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor sebanyak 60 ton atau setara 1,2 miliar rupiah ke negara Cina. Hal tersebut turut mengangkat citra porang menjadi komoditas yang diminati untuk dibudidayakan oleh petani. Hingga saat ini permintaan ekspor porang ke sejumlah negara masih terus meningkat. Melihat peluang tersebut Syahrul Yasin Limpo berpesan agar petani dapat memanfaatkan momen dengan baik.
“Kita harus jeli melihat peluang. Identifikasi komoditas-komoditas pertanian yang peluang ekspornya tinggi. Bekali petani dan penyuluh dengan bimtek agar dapat memproduksi komoditas berkualitas sehingga target gerakan ekspor tiga kali dapat tercapai,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Direktur I Polbangtan Yoma Ananti Yekti berharap melalui kegiatan Bimtek tersebut petani dan penyuluh mendapatkan wawasan baru mengenai budidaya porang. “Mengingat porang masih menjadi primadona saat ini, harapannya petani Wonogiri bisa turut menikmati keuntungan berbisnis porang,” tambah Ananti.
Selanjutnya: Kementan akan kembangkan kawasan food estate Sumba Tengah pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News