Anies akan bangun museum sejarah Nabi Muhammad terbesar di Ancol

Sabtu, 11 Juli 2020 | 22:38 WIB   Reporter: Markus Sumartomdjon
Anies akan bangun museum sejarah Nabi Muhammad terbesar di Ancol


REKLAMASI - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memberi izin ke PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk untuk memperluas kawasan Taman Impian Jaya Ancol. Tambahan areal tersebut berasal dari tumpukan lumpur hasil dari sedimentasi sungai dan waduk yang ada di Jakarta. Hasilnya sudah ada 20 hektare lahan yang bertambah di bibir pantai Ancol.

Perizinan lahan ini penting Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berikan ke pengelola Taman Impian Jaya Ancol tersebut, dalam hal ini PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk  untuk bisa mengembangkan kawasan wisata tersebut. 

Baca Juga: Klaim Anies reklamasi Ancol berbeda dengan reklamasi lainnya

Apalagi Anies punya kepentingan terhadap Ancol bahwa ia ingin menjadikan Ancol menjadi kawasan wisata yang tidak cuma terbesar di Asia Tenggara, tapi juga Asia. “Ancol ini secara ekonomi penting bagi Jakarta,” katanya saat paparan digital Pemprov DKI Jakarta, Sabtu (11/7).

Baca Juga: Gara-gara reklamasi Ancol, relawan pendukung anggap Anies ingkari janji

Nah, salah satu untuk bisa menggaet para pelancong, tidak cuma dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun berencana akan membangun museum sejarah Nabi Muhammad SAW yang terbesar di luar Kerajaan Arab Saudi. 

Lokasi museum Nabi Muhammad berada di kawasan perluasan Dunia Fantasi (Dufan) yang berada di pinggir pantai. Adapun lahannya berasal dari lahan peruntukkan untuk Pemprov DKI Jakarta di areal pengembangan Ancol yakni seluas 3 hektare. “Museum sejarah Nabi Muhammad SAW ini akan menjadi magnet dunia,” harapnya.

“Jadi semua janji, Insya Allah akan kami tepati, termasuk juga janji kampanye yang menolak reklamasi, karena perizinan pengembangan kawasan Ancol ini berbeda dengan reklamasi pulau di Pantai Utara Jakarta,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon
Terbaru