VIRUS CORONA - JAKARTA. Pemerintah provinsi Bali mengaku mendapat turis 'kiriman' saat virus corona mewabah. Turis "kiriman" tersebut merupakan wisatawan yang semula ingin berlibur ke China atau negara lainnya, kemudian berujung tak jadi karena wabah virus corona.
"Kami mendapat tambahan wisatawan yang tadinya bukan ke China itu larinya ke Bali. Jadi ada limpahan juga yang sebelumnya lari ke China akhirnya dia ke Bali," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
Meski mendapat kiriman, pria yang kerap disapa Cok Ace ini mengaku kehadiran wisatawan mancanegara tersebut tidak sebanding dengan wisatawan asal China yang biasanya bertandang ke Bali saat liburan Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: HIPMI: Wabah virus corona sangat berdampak besar bagi sektor pariwisata Indonesia
Cok Ace merinci, sekitar 100.000 wisman China sebulan atau 3.000 - 3.500 per hari bertandang ke Bali saat libur panjang Tahun Baru Imlek. Namun dalam 2 hari terakhir, hanya ada sekitar 460 wisman China yang berkunjung ke Bali. "Tapi tidak sebesar hilangnya jumlah turis China yang sekitar 100.000 per bulan itu. Masih kecil (jumlahnya)," ujar dia.
Cok Ace bilang, minimnya turis asing terjadi karena para wisatawan masih melihat langkah antisipasi Indonesia, khususnya di Bali, dalam menangani virus yang mewabah tersebut.
Baca Juga: Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 khawatir akibat virus corona yang cepat menyebar
"Kita harus membuktikan. Tapi kita bersyukur sampai hari ini Indonesia khususnya di Bali belum ada korban dari corona. Sehingga pemerintah provinsi (Pemprov) pun berani langsung mengundang wisatawan datang," ujar dia.
Lebih lanjut Cok Ace menuturkan, turunnya wisatawan China membuat hilangnya potensi pendapatan hotel. Dia bilang, kontribusi wisatawan asal China di hotel Bali sekitar 17% dari total wisatawan. Artinya, hotel di Bali berpotensi kehilangan pendapatan rerata 17%.
Hilangnya potensi pendapatan akan lebih tinggi bagi hotel dan restoran di Bali yang pangsa pasarnya khusus untuk wisatawan China. Bukan 17%, potensi pendapatan bisa hilang berkisar 95-100%.
Baca Juga: Ingin buat video viral, WN Kanada berbohong terinvesksi virus corona di pesawat
"Tapi kalau hotelnya tidak fokus ke China, misalnya dia fokusnya di middle east atau Eropa seperti kawasan Ubud, itu hampir tidak terpengaruh," jelasnya.
Baca Juga: Cegah penyebaran corona, warga Jakarta diimbau pakai masker saat di luar ruangan
Sebagai informasi, virus pneumonia mematikan alias virus corona pertama kali menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hingga Rabu malam waktu setempat, setidaknya sudah ada 565 orang kehilangan nyawa dengan 28.262 kasus terinfeksi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Jadi ke China, Banyak Wisatawan Mancanegara yang Alihkan Liburan ke Bali"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News