Belajar Bahasa Isyarat, Salah Satu Strategi Pengembangan Pariwisata di Labuan Bajo

Senin, 21 Oktober 2024 | 10:04 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Belajar Bahasa Isyarat, Salah Satu Strategi Pengembangan Pariwisata di Labuan Bajo

ILUSTRASI. Desain kawasan Waterfront Marina di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).


INDUSTRI PARIWISATA - JAKARTA. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkolaborasi dengan Komunitas Belajar Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) Labuan Bajo menggelar Community Talk dalam segmen Belajar Bisindo yang diselipkan pada pergelaran event musik Wana Rhapsodya di Natas Parapuar, Jumat (18/10/2024). 

Segmen ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pengunjung dan masyarakat untuk belajar bahasa isyarat secara langsung, sehingga komunikasi dengan teman-teman tuli dapat terjalin dengan lebih baik. 

Kegiatan ini juga sejalan dengan upaya BPOLBF untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan. 

Baca Juga: BPOLBF dan Kemenparekraf Mengundang Investor ke Labuan Bajo, Flores

Kelompok belajar Bisindo Labuan Bajo sendiri baru berdiri sejak September 2024 ini dan mulai mengawali langkah kecilnya dengan semangat bertumbuh bersama dalam perjumpaan, perjumpaan kecil di tiap Minggunya, dengan mengajak semua orang untuk memposisikan dirinya setara dan inklusif. 

Frans Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF mengatakan, Komunitas Bisindo sesungguhnya memberi peluang untuk menciptakan dan menyatukan keberagaman dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo. 

”Komunitas Bisindo memberikan peluang yang luar biasa dalam mendukung dan menyatukan keberagaman serta inklusifitas di lingkungan masyarakat terutama untuk pengembangan pariwisata di Labuan Bajo Flores. Dengan keberadaan komunitas ini, akses teman-teman tuli dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja menjadi lebih mudah sehingga menambah karakter baru, keunikan, dan kekayaan sumber daya di dunia Pariwisata Labuan Bajo.” kata Frans dalam siaran pers, Senin (21/10). 

Baca Juga: BPOLBF Targetkan Flores Jadi Destinasi Utama Wisata Religi Katolik di Indonesia

Frans juga menambahkan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat adalah upaya menciptakan kesetaraan dalam dunia profesional dan hal ini sejalan dengan pembangunan pariwisata yang inklusif di Labuan Bajo Flores. 

Ia bilang, kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa isyarat tidak hanya memperkaya kemampuan komunikasi masyarakat, tetapi juga membuka pintu bagi individu tuli untuk berpartisipasi lebih aktif dalam dunia profesional dan ini juga merupakan salah satu langkah memperkaya sumber daya manusia dalam kepariwisataan kita.

"Kami sangat mengapresiasi kontribusi komunitas bisindo yang telah membangun jembatan pemahaman, serta mendorong kesetaraan dan aksesibilitas, sehingga teman-teman tuli memiliki kesempatan yang setara dalam meraih pekerjaan dan karier yang layak. Hal ini juga tentu saja sejalan dan selaras dengan arah pembangunan pariwisata inklusif di Labuan Bajo Flores” tambah Frans. 

Silvianus Erlando Tatus, kelompok belajar Bisindo, mengharapkan semakin banyak orang tergerak untuk belajar bahasa isyarat agar dapat mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata inklusif. 

Baca Juga: BPOLBF Targetkan Flores Jadi Destinasi Utama Wisata Religi Katolik di Indonesia

“Harapannya semakin banyak orang yang sadar dan tergerak untuk belajar bahasa isyarat sebagai bagian dari upaya mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang inklusif, yang dapat diakses dan memberi kesempatan yang sama bagi semua orang dan semua kalangan khususnya kaum bisu tuli”, ungkap Erland 

Bagi yang tertarik belajar bahasa isyarat, dapat mengikuti kelas belajar Bisindo bersama Kelompok Belajar Bisindo Labuan Bajo setiap Minggu sore pukul 16.30 WITA di Kopi Mane Inspiration, Labuan Bajo, Manggarai Barat 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru