BPOLBF Targetkan Flores Jadi Destinasi Utama Wisata Religi Katolik di Indonesia

Selasa, 09 Juli 2024 | 23:14 WIB   Reporter: Noverius Laoli
BPOLBF Targetkan Flores Jadi Destinasi Utama Wisata Religi Katolik di Indonesia

Perarakan patung Maria atau Tuan Ma di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur


INDUSTRI PARIWISATA -  JAKARTA. Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menetapkan Pulau Flores sebagai destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia. 

BPOLBF berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan di Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, Keuskupan Ruteng, Kevikepan Labuan Bajo, dan Dinas Pariwisata di sembilan kabupaten di Pulau Flores.

Koordinasi ini dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) virtual pada Jumat (05/07/2023). FGD tersebut membahas potensi dan strategi pengembangan wisata religi Katolik di Pulau Flores dengan tujuan meningkatkan daya tarik wisata, pertumbuhan ekonomi daerah, kesejahteraan masyarakat, serta memperkaya pengalaman spiritual wisatawan.

Baca Juga: Puncak perayaan Semana Santa, puluhan ribu turis banjiri NTT

FGD tersebut juga berfungsi sebagai sarana lintas pemangku kepentingan untuk mengembangkan pusat-pusat aktivitas pariwisata religi, menciptakan model pengelolaan destinasi, mempromosikan jalur wisata religi Katolik yang terintegrasi, menyediakan Travel Pattern/Peta Perjalanan Wisata Ziarah Religi Katolik, dan mengembangkan event atau festival religi berskala nasional dan internasional.

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, menegaskan bahwa Pulau Flores memiliki potensi wisata religi yang kuat. 

"Kita punya modal yang kuat, karena kita memiliki aset yakni potensi budaya dan religi yang sudah berkembang dan mengakar di Flores. Kita harapkan hal ini bisa menjadi satu modal untuk dapat kita skenariokan bersama ke sesuatu yang lebih konkret seperti penataan amenitas di sekitar pusat-pusat aktivitas wisata religi dan membuat peta perjalanan wisata," ujar Frans dalam keterangannya, seperti dikutip Selasa (9/7).

Direktur Puspas Keuskupan Ruteng, RD. Marthin Chen, juga menyampaikan pentingnya keterkaitan antara manusia, religiusitas, dan pariwisata. "Pariwisata sejatinya adalah ziarah untuk mengendus jejak Allah dalam keindahan alam ciptaan dan suka cita perjumpaan manusia," jelas Romo Marthin.

Baca Juga: Festival Bale Nagi tarik minat wisatawan datang ke Flores

Pada kesempatan yang sama, RD Yakobus Donnisius Migo, RD Eduardus Jebarus, dan RD Rofinus Marius Muga memaparkan potensi wisata religi Katolik dari masing-masing keuskupan, termasuk Situs Gereja Tua, Taman dan Bukit Doa, Gua Maria, Rumah Ret-ret, Replika Kota Bethlehem, Kamar Paus (Vatikan semalam), Tanjung Salib di Kajuwulu, Watu Krus di Bola Maumere, dan event-event religi seperti Festival Golo Koe, Festival Golo Curu, Festival Lembah Sanpio, Misa Reba di Ngada, serta Prosesi Semana Santa di Larantuka.

Kolaborasi berbagai pihak diharapkan mendorong penciptaan event religi Katolik baru dengan karakter dan kekhasan daerah masing-masing. Selain itu, penguatan narasi destinasi, literasi religi dan budaya, serta penguatan SDM melalui pelatihan dan sertifikasi juga diperlukan.

Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF, Sisilia Jemana, menekankan pentingnya mendorong dan menargetkan Pulau Flores menjadi destinasi utama wisata religi Katolik. 

"Bersama-sama kita garap potensi yang ada dan kita perkuat branding Pulau Flores sebagai Destinasi Utama Wisata Religi Katolik di Indonesia," tutup Sisilia.

Baca Juga: Sandiaga Uno Harap Ideathon di NTT Tumbuhkan Ekosistem Event Kelas Dunia

FGD ini diikuti oleh 58 peserta yang terdiri dari perwakilan dinas pariwisata di Pulau Flores, akademisi, peneliti, antropolog, dan pegiat wisata. Forum juga menyepakati untuk menyiapkan dokumen Renstra dan Grand Design pengembangan destinasi wisata religi kultural dan ekologis yang terintegrasi di seluruh daratan Flores.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru