Bisa Dua Kali Panen Setahun, Indeks Pertanaman Lahan CSA Kementan Tembus IP 200

Rabu, 31 Mei 2023 | 17:56 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Bisa Dua Kali Panen Setahun, Indeks Pertanaman Lahan CSA Kementan Tembus IP 200

ILUSTRASI. Pekerja memanen padi menggunakan mesin di area persawahan Desa Dawuhan Kidul, Kediri, Jawa Timur, Jumat (3/3/2023). Bisa Dua Kali Panen Setahun, Indeks Pertanaman Lahan CSA Kementan Tembus IP 200


AGRIBISNIS -  SUBANG. Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) merupakan target utama Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) meningkatkan produksi padi bagi pemenuhan kebutuhan pangan pokok, melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) di Indonesia.

IP adalah rata-rata masa tanam dan panen satu tahun pada lahan yang sama. Dua kali panen satu tahun dicapai lokasi penyuluhan pertanian melalui Demonstration Plot (Demplot) CSA naik dari 1.93 pada 2021 ke 1.99 tahun 2022 pada lahan Demplot CSA wilayah kegiatan SIMURP. 

Target CSA SIMURP terhadap IP adalah menggenjot dari 100 menjadi 200 dan seterusnya hingga 400 atau empat kali tanam dalam setahun. Program SIMURP mencakup 24 kabupaten di 10 provinsi, dengan tingkat IP berbeda sesuai karakteristik lahan dan sumber daya pendukung lahan pertaniannya di tiap wilayah.

Baca Juga: Terjadi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Rata-Rata 37% di Lokasi Demplot CSA Kementan

Capaian tersebut disambut antusias oleh Bustanul Arifin Caya, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan ([BPPSDMP) pada Jumat (26/5) di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada kegiatan ´Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)´ di lokasi CSA SIMURP 2023.

Ada tiga hal utama sasaran pencapaian CSA yakni peningkatan IP, produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, adaptasi dan membangun ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan berupaya mengurangi hingga meniadakan Emisi Gas Rumah Kaca.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengatakan SIMURP mengintroduksi varietas hemat air, pola tanam, dan pergeseran waktu tanam. Selain pengelolaan lahan, peningkatan indeks pertanaman di suatu lokasi dapat mengandalkan pengelolaan air. 

"CSA SIMURP mengintroduksi teknologi pengelolaan air seperti pompanisasi, pembuatan bak pembagi air, mendukung penyaluran air dari infrastruktur yang sudah ada seperti irigasi," katanya dalam siaran pers, Rabu (31/3).

Baca Juga: Pertanian Cerdas Iklim Bikin Produksi Padi Meningkat Rata-Rata 0,56 Ton per Ha

Strategi peningkatan IP, kata Bustanul AC, dilaksanakan pada 24 kabupaten di 10 provinsi, dengan SIMURP sebagai 'pengawal teknologi' yang melibatkan kelompok tani (Poktan) dan Gapoktan serta stakeholders didukung dinas terkait di bawah koordinasi Kementan.

"Jika peningkatan IP konsisten dilaksanakan serta direplikasi oleh kelompok tani lain, maka peningkatan produksi padi dapat tercapai pada lokasi kegiatan SIMURP," kata Bustanul.

Lintas Kementerian

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Bustanul  menambahkan, sektor pertanian tergolong rentan terhadap sejumlah gangguan di antaranya perubahan iklim, pemanasan global, efek rumah kaca, banjir, kekeringan, serta peningkatan permukaan air laut.

"Pertanian Cerdas Iklim pada Program SIMURP adalah pertanian ramah lingkungan, hemat air dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman, produktivitas, dan pendapatan petani sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan petani," katanya lagi.

Baca Juga: Lakukan Percepatan 'Pertanian Cerdas Iklim', Kementan Jalin Koordinasi Dengan Pemda

SIMURP  berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.

Kepala Pusluhtan Bustanul Arifin Caya [kanan] mendampingi Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi.

"Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan  efisien menggunakan air," kata Kapusluh Bustanul AC.

Petani diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Noverius Laoli
Terbaru