BPBD Meminta Warga di Dekat Lereng Gunung Merapi Agar Segera Menjauh dari Zona Bahaya

Kamis, 10 Maret 2022 | 10:26 WIB Sumber: Kompas.com
BPBD Meminta Warga di Dekat Lereng Gunung Merapi Agar Segera Menjauh dari Zona Bahaya

ILUSTRASI. Lava pijar berguguran dari puncak Gunung Merapi . ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.


ERUPSI GUNUNG - JAKARTA. Gunung Merapi mengalami peningkatan aktivitas yang ditunjukkan dengan munculnya luncuran awan panas guguran (APG) sejauh 5.000 meter mengarah ke tenggara pada Rabu (9/3/2022) sejak pukul 23.18 WIB. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, waktu terjadinya APG masing-masing adalah pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, dan 23.53 WIB, dengan amplitudo maksimal 75 milimeter dan durasi maksimal 570 detik. 

Kemudian, APG kembali terjadi dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah Tenggara pada Kamis (10/3/2022) dini hari pukul 00.22, 00.54, 01.00, 01.22, 01.35, 01.59, 02.07, 02.43, 02.58, 03.00, dan 04.43 WIB, dengan durasi 191 detik. Selain itu, teramati pula lava pijar sebanyak 7 kali dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.

BPPTKG menyatakan, pada pukul 01.30, aktivitas Gunung Merapi telah melandai. Adapun pasca-kejadian APG sebelumnya, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran. 

Baca Juga: Gunung Merapi 5 Kali Keluarkan Awan Panas, Hujan Abu Turun di Magelang

Memicu hujan abu 

Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, menurut laporan BPPTKG, peristiwa APG memicu terjadinya hujan abu di beberapa wilayah. 

Antara lain Pos Pengamatan Gunungapi Babadan, Desa Tlogolele, Desa Ketep, Desa Jati, Desa Soronalan dan Desa Gantang di Kecamatan Sawangan, Desa Paten, Desa Sengi dan Desa Krinjing di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kemudian juga Desa Balai Rante di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

253 warga mengungsi 

Muhari menambahkan, atas adanya peristiwa APG hingga hujan abu vulkanik, sebanyak 253 warga mengungsi sementara ke tempat yang aman. Adapun rinciannya adalah 60 warga di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah dan 193 warga di Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta. 

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten dan BPBD Kabupaten Sleman telah melakukan pendampingan serta memberikan bantuan logistik kepada para pengungsi tersebut," ujar Muhari, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (10/3/2022) pagi. 

Editor: Handoyo .

Terbaru