TRANSPORTASI - JAKARTA. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan terus meningkatkan kepercayaan publik tentang manfaat besar dari angkutan umum massal.
Upaya ini diperlukan untuk menjaga kepercayaan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik selama pandemi ini jika terpaksa keluar rumah atau bermobilitas sehari-hari.
Kepala BPTJ, Polana B. Pramesti mengungkapkan di masa pandemi ini, BPTJ terus mengoordinasikan dan memastikan transportasi umum berlangsung selamat, aman, nyaman, sehat dan ramah lingkungan serta ketat menegakkan protokol kesehatan.
Baca Juga: Komisi B DPRD DKI Jakarta sebut tak ada urgensi penerapan ERP di tengah pandemi
“Pembatasan kapasitas dan penegakan protokol kesehatan pada masa pandemi ini justru bagian dari upaya untuk tetap membangun kepercayaan publik terhadap angkutan umum massal agar tidak terjadi penularan Covid-19 di angkutan umum massal,” ujar Polana dalam keterangan rilis, Minggu (4/3).
Ia mengatakan agar lebih meningkatkan kepercayaan publik dilakukan pula kegiatan bersama dengan lembaga yang kompeten seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Ombudsman untuk memantau protokol kesehatan pada layanan angkutan umum massal perkotaan di wilayah Jabodetabek.
Menurutnya pembatasan kapasitas tersebut otomatis akan berdampak pada penurunan jumlah penumpang. Namun ia berharap kepercayaan masyarakat terhadap layanan angkutan umum massal tetap terjaga.
Adapun ia juga mengatakan penggunaan angkutan umum massal, memiliki manfaat positif yang besar bagi kepentingan publik secara umum maupun personal.
Sebab penggunaan angkutan umum massal sangat terkait dengan permasalahan kesehatan publik dan kesehatan lingkungan yang harus menjadi perhatian semua pihak.
“Dengan demikian tujuan dari penggunaan angkutan umum massal yaitu sustainable transport dapat terpenuhi termasuk dampak kesehatan dan lingkungannya,” katanya.
Untuk itu agar lebih meningkatkan kepercayaan publik, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Ombudsman melakukan pemantauan terhadap protokol kesehatan pada layanan angkutan umum massal perkotaan di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: BPTJ sebut implementasi kebijakan ERP masih dalam kajian
Menurutnya, kesadaran dan kepercayaan masyarakat untuk memilih menggunakan angkutan umum massal di Jabodetabek tidak cukup hanya dengan pemenuhan sarana dan prasarana saja. Hal ini lantaran menggunakan transportasi umum terbentuk dari perilaku yang dilahirkan melalui kebiasaan yang berawal dari kesadaran.
Oleh karena itu, semua upaya yang bersifat kampanye dan komunikasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat angkutan massal harus secara konsisten dilakukan termasuk di masa pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News