Cerita Kopi Kadiran dari Sumedang yang harumnya hingga mancanegara

Kamis, 17 Oktober 2019 | 23:56 WIB Sumber: Kompas.com
Cerita Kopi Kadiran dari Sumedang yang harumnya hingga mancanegara

ILUSTRASI. Petani memetik biji kopi arabika di perkebunan kopi Desa Nyalindung, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (15/3). Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) memperkirakan ekspor kopi pada 2018 akan mencapai 420.000 ton hingga 450.000 ton, ata


Ia kemudian mendirikan Kopi Buhun Kadiran, yang berlokasi di Gunung Susuru, kebunnya. Bersama sang anak, Taufik Rismawan (32), Kadiran masuk ke industri hilir kopi.

Berbekal modal patungan dari anak-anaknya, Shaleh memproduksi kopi original hingga berbagai produk inovasi seperti wine coffee, kopi teh, coklat kopi, dan lainnya.

Baca Juga: Penjulan kopi dongkrak kinerja Prasidha Aneka Niaga

Ia kemudian mengikuti program One Village One Product yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sebagai merek baru, Kadiran membuat orang tercengang ketika kopi ini meraih peringkat ketiga di Sumedang. Hanya dalam satu tahun, nama Kadiran melesat.

Beberapa kelompok warga asing pun sengaja datang ke saung Kadiran untuk menikmati kopinya secara langsung. Bahkan kini, kopi Kadiran sudah tembus ke pasar Australia, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Pakistan, dan beberapa negara lainnya.

Margin keuntungan Taufik Rismawan mengatakan, margin keuntungan yang diperoleh saat ini dengan saat jual ke tengkulak sangat jauh, 10:1.

Baca Juga: Berharap berjodoh dengan cuan Kalijodo Coffee

“Penghasilan satu kali panen sekarang, sama dengan 10 kali panen dulu (saat jual ke tengkulak),” ucap Taufik.

Keberhasilan Kadiran pun mengundang pemerintah setempat memberdayakan warganya dengan kopi. Salah satunya tawaran garapan 27 hektar tanah milik desa.

Rencananya, tanah tersebut akan ditanami bibit kopi dari Kadiran. Kemudian, warga desa setempat akan menggarapnya bersama untuk kemandirian ekonomi desa tersebut.

“Kami juga diundang untuk mengikuti pameran di Jerman akhir tahun ini,” tutur dia.

Baca Juga: Gandeng Java Mountain Coffee, Investree garap green financing

Saat ini, Shaleh memiliki satu mimpi besar, membuat kafe di perkebunan. Dia ingin menciptakan pasar dan mengundang para pecinta kopi datang ke tempatnya untuk menikmati kopi. (Kontributor Bandung, Reni Susanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berbekal Sakit Hati, Kopi Kadiran dari Sumedang Melesat ke Mancanegara",

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru