Namun, jika praktik pungli masih marak terjadi serta pelaku industri tidak mengakomodasi hal ini, maka tak menutup kemungkinan sopir akan memilih untuk menghindari tol guna menghemat ongkos jalan.
Baca Juga: Tarif tol dalam kota segera naik, apa pendapat ekonom CSIS?
Menurut Yusuf, jika diperhatikan sebenarnya kenaikan tarif tol selalu terjadi, karena mengikuti angka inflasi. Namun untuk dampak ke pengguna tol sendiri tentu akan berbeda-beda.
Jika menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi pengeluaran rata-rata konsumsi masyarakat untuk membayar tol relatif kecil, yaitu hanya sekitar 1% dari total pengeluaran untuk barang dan jasa.
"Jadi untuk kenaikan tarif tol tidak akan terlalu memberatkan masyarakat," kata Yusuf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News