Curhatan Anies yang ingin transparan soal data Covid-19, tapi Kemenkes tak mau

Rabu, 13 Mei 2020 | 04:08 WIB Sumber: Kompas.com
Curhatan Anies yang ingin transparan soal data Covid-19, tapi Kemenkes tak mau

ILUSTRASI. Keterangan pers Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai penanggulangan Covid-19 di Jakarta


DKI JAKARTA - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta meminta Kementerian Kesehatan RI untuk transparan terkait data-data pasien positif Covid-19. Anies menyampaikannya dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age.  

Menurut dia, transparansi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19. Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik. 

Adapun, Anies mengaku sejak Januari hingga Februari 2020, Pemprov DKI Jakarta telah mendeteksi adanya kasus Covid-19 di Jakarta. Namun, hasil yang disampaikan Kemenkes RI berbanding terbalik dengan laporan pemantauan Pemprov DKI. Pasalnya, kala itu, Kemenkes RI mengumumkan belum ditemukan adanya kasus Covid-19 di Jakarta.

Baca Juga: Putusan banding, Anies harus izinkan reklamasi Pulau I

"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman. Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," kata Anies dalam artikel The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei lalu. 

Anies juga mengatakan angka kematian Covid-19 di Jakarta lebih tinggi dibandingkan angka kematian nasional akibat Covid-19 yang dirilis Pemerintah Pusat selama ini. 

Hal ini mengacu pada data pemakaman jenazah dengan protokol pemulasaran jasad pasien Covid-19 yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Tercatat 4.300 pemakaman jenazah pada paruh kedua Maret 2020 dan 4.590 pemakaman jenazah pada April 2020.

Baca Juga: Ini kronologi polemik BPK versus Sri Mulyani soal dana bagi hasil untuk Anies

Jumlah tersebut menunjukkan adanya kenaikan 1.500 kasus pemakaman jenazah dibanding bulan-bulan sebelum pandemi Covid-19 yang rata-rata pemakaman jenazahnya hanya sekitar 3.000 setiap bulan. 

"Angka kematian itu menunjukkan dugaan tingginya kasus Covid-19. Jika kita sebut tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 5 sampai 10 persen, maka kemungkinan, ada 15.000 sampai 30.000 kasus positif Covid-19 di Jakarta. Angka kematian dan kasus positif Covid-19 diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding angka yang dirilis Kemenkes," ujar Anies.  

Baca Juga: Tak pakai masker saat keluar rumah, warga DKI Jakarta bisa didenda hingga Rp 250.000

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru