El Nino Berakhir dan Berganti La Nina, BMKG Beberkan Dampaknya ke Indonesia

Rabu, 31 Juli 2024 | 04:51 WIB Sumber: Kompas.com
El Nino Berakhir dan Berganti La Nina, BMKG Beberkan Dampaknya ke Indonesia

ILUSTRASI. BMKG menyebutkan, fenomena El Nino telah berakhir dan akan berganti dengan datangnya La Nina mulai Agustus 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta


LA NINA - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, fenomena El Nino telah berakhir dan akan berganti dengan datangnya La Nina mulai Agustus 2024. 

El Nino adalah fenomena yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudera Pasifik tengah dan timur yang lebih hangat dari batas normalnya. 

Dengan berakhirnya El Nino, maka beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan. 

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari mengungkapkan, peralihan ini terjadi akibat mendinginnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. 

Hasil pemantauan data suhu permukaan laut di Samudera Pasifik tercatat, ada penurunan pada indikator El Nino mulai Mei hingga Juli 2024. 

"Indeks ENSO sebagai indikator El Nino telah mencapai nilai netral yaitu 0,4 sejak awal Mei dan terus berlangsung hingga pertengahan Juli 2024 dengan indeks 0,1," ujar Supari, lewat keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (29/7/2024). 

Lantas, apa itu La Nina dan bagaimana dampaknya bagi Indonesia? 

Baca Juga: Jika Nomor Kartu Jamsostek Hilang, Bisakah JHT Dicairkan? Ini Informasinya

Fenomena La Nina, kapan terjadi di Indonesia? 

Supari menjelaskan, La Nina adalah fenomena penyimpangan iklim yang ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur. 

Ketika terjadi La Nina, angin timuran yang bersifat lembap karena membawa uap air dari Samudera Pasifik menuju Indonesia mengalami peningkatan. 

Hal itu mengakibatkan awan mengalami penambahan pembentukan, sehingga berpotensi meningkatkan curah hujan. Supari melanjutkan, fenomena La Nina di Indonesia akan terjadi mulai Agustus 2024. 

Namun, menurut prediksi BMKG dan sejumlah lembaga iklim dunia, La Nina akan berada pada intensitas lemah. 

"La Nina diprediksi mulai terjadi Agustus 2024, meskipun peluangnya tidak mencapai 80 persen," katanya. 

Baca Juga: Kapan Pendaftaran CPNS 2024 Dibuka? Ini Penjelasan BKN

Hingga saat ini, BMKG masih terus melakukan monitoring terkait kehadiran La Nina di Indonesia. 

Namun, apabila merujuk pada data historis, La Nina kemungkinan bisa terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera bagian tengah dan utara.

Dampak La Nina di Indonesia 

Dampak fenomena La Nina di Indonesia umumnya adalah meningkatnya curah hujan bulanan mulai 10 hingga 40 persen di atas ambang normal. 

"Musim kemarau akan sedikit lebih basah dibandingkan normalnya," ungkap Supari. 

Peningkatan curah hujan saat La Nina memungkinkan terjadinya potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, bahkan badai tropis. 

Namun, Supari mengatakan, karena intesitas La Nina tergolong lemah, maka dampak yang akan dirasakan Indonesia tidak begitu signifikan. 

Meski begitu, ia tetap mengimbau masyarakat untuk waspada menyambut datangnya fenomena La Nina. 

Sebab menurutnya peningkatnya curah hujan di musim kemarau dapat merugikan, khususnya bagi sektor pertanian dan perkebunan. 

Baca Juga: Seleksi CPNS 2024 Ditunda Karena Banyak Formasi Kosong, Ini Updatenya

"Bisa mengganggu pertumbuhan tanaman yang sensitif terhadap hujan, seperti tembakau, sehingga perlu diantisipasi," ucap Supari. 

Selain itu, curah hujan yang tinggi bisa mengganggu tanaman perkebunan, karena mempengaruhi fase pembentukan bunga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: El Nino Berakhir Berganti La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru