Gara-gara corona, investasi di Jawa Barat merosot dan ekonomi bisa minus

Jumat, 26 Juni 2020 | 23:44 WIB   Reporter: Sandy Baskoro
Gara-gara corona, investasi di Jawa Barat merosot dan ekonomi bisa minus

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) melihat proses pembuatan masker medis di PT Multi One Plus, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, penanganan corona di Jawa Barat sudah semaksimal mungkin. Termasuk pengadaan 627 ambulans yang menjadi mobil tes Covid-19, memproduksi PCR sendiri dari Bio Farma, hingga ventilator yang juga hasil produksi sendiri.

Baca Juga: Inilah 38 daerah yang berubah status dari zona kuning dan oranye menjadi hijau

Selain untuk menekan corona serta membuka kembali ekonomi, menyiapkan amunisi lengkap terkait penanganan Covid-19 juga penting untuk mengantisipasi gelombang kedua wabah corona.

"Covid-19 sudah jadi darurat ekonomi. Makanya sektor-sektor penyangga utama ekonomi dan sosial dibuka pelan-pelan. Rumah ibadah dulu, lalu perkantoran, pertanian yang risiko penularannya rendah. Sampai pada sektor risiko tinggi seperti pariwisata sampai nanti pendidikan. Jika tidak, pertumbuhan Jawa Barat bisa minus," ungkap Kang Emil.

Pasalnya menghidupkan lagi kegiatan ekonomi, Jawa Barat menyimpan potensi investasi menjanjikan. Emil menyebutkan Hyundai sudah berinvestasi Rp 40 triliun, perusahaan petrokimia asal Taiwan lebih dari Rp 100 triliun, hingga investasi Amazon di atas Rp 10 trilun untuk membangun data center.

Baca Juga: Meski anggaran dipangkas, pembangunan infrastruktur di Jabar tetap berjalan

Total ada sekitar 209 proyek pembangunan dalam rencana pemerintah Provinsi Jawa Barat. Mulai dari 60 proyek transportasi, 36 proyek air, sampai 21 proyek energi. Total dana yang dibutuhkan mencapai Rp 700 triliun.

Menurut Emil, sekitar 60% industri di Indonesia ada di Jawa Barat. Dengan kebutuhan dana sebesar itu, kami tidak punya. Makanya proyek-proyek ini harus dipasarkan, termasuk skemanya. Seperti contoh kereta cepat Jakarta-Bandung lewat skema public private partnership.

"Proyeknya jadi dulu, pembayarannya mencicil. Kalau semua mau berjalan, Covid-19 harus ditekan. Setidaknya jika ekonomi hidup kembali pertumbuhan Jawa Barat bisa di kisaran 2%, agar tahun depan bisa melompat 8%," kata dia.

Baca Juga: Layanan GrabBike kembali aktif di wilayah Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro
Terbaru