SUKABUMI. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Moch. Riyadi mengimbau kepada warga di pesisir pantai selatan Jawa Barat dan sekitarnya agar tetap tenang.
Imbauan tersebut menyusul terjadinya gempa berkekuatan 6,3 skala richter (SR) yang sempat mengguncang Sukabumi pada Senin (12/6) pukul 06:15 Wib.
Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,36 Lintang Selatan - 106,18 Bujur Timur, tepatnya di laut pada jarak 179 km arah barat daya Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 10
km.
''Warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,'' kata Riyadi dalam siaran pers yang disebar BPBD Kabupaten Sukabumi kepada wartawan, Senin.
Dia menjelaskan hasil pemutakhiran analisis BMKG diperoleh hasil bahwa gempabumi tersebut berkekuatan magnitudo 5,7 dengan kedalaman 43 kilometer.
Sebelumnya BMKG merilis gempabumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,3 dengan kedalaman 10 kilometer, tak berpotensi tsunami.
Dituturkan Riyadi dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan BMKG dan laporan dari masyarakat menunjukkan bahwa di Bogor, Sukabumi, Pengalengan, Pelabuhan Ratu dan Lebak mengalami guncangan pada skala intensitas II SIG BMKG (III MMI).
''Artinya guncangan gempabumi ini dirasakan oleh banyak orang, tetapi tidak sampai menimbulkan kerusakan,'' tuturnya.
Sedangkan untuk Jakarta, Depok dan Bekasi mengalami guncangan dengan intensitas lebih kecil yaitu I SIG-BMKG (II MMI).
Riyadi juga menutukan penyebab gempa bumi adalah aktivitas patahan di dasar laut dekat zona subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia.
''Ini sesuai dengan hasil mekanisme sumber yang menunjukkan terjadinya patahan dengan dominasi pergerakan dalam arah mendatar,'' tutur dia.
''Meskipun gempa bumi ini terjadi di laut, tetapi hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami,'' sebut Riyadi. (Budiyanto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News