Selain di Air Sugihan, penelitian juga berlanjut di Kecamatan Tulung Selapan. Di sana banyak tiang-tiang rumah sekaligus peralatan dapur berupa gerabah dan keramik. Setelah melakukan penanggalan, ternyata kayu tiang rumah di lokasi tersebut telah berdiri pada masa Kerajaan Sriwijaya.
"Kami juga meneliti di Desa Karang Agung OKI. Ternyata, di sana telah ada permukiman pada abad ke-4. Ini dipastikan dari tiang rumah dan gerabah yang ditemukan di sana," kata Kepala Balai Arkelogi Sumsel Budi Wiyana, Jumat (4/10).
Dugaan permukiman warga pada abad ke-4 itupun dikuatkan dengan penemuan tulang hewan serta ikan yang terkubur di bawah tiang rumah. "Ada tulang ikan hiu sungai dan paus, bahkan rahang babi juga kita temukan. Sehingga disimpulkan Karang Agung merupakan kawasan tua yang ada pada jaman Sriwijaya," ujar Budi.
Baca Juga: Mahathir: Anda bisa menyalahkan Indonesia, tapi mereka akan terus membakar hutan
Pelabuhan perdagangan masa Sriwijaya
Berdasarkan penelitian yang Balai Arkeologi Sumatra Selatan lakukan, tiga Kecamatan di Kabupaten OKI, yaitu Karang Agung, Selapan dan Cengal, merupakan kawasan permukiman serta pelabuhan pada masa kerajaan Sriwijaya. Sehingga, tiga lokasi itu banyak ditemukan perhiasan, seperti emas, manik-manik maupun logam mulia.
"Kami menemukan kemudi kapal dengan ketebalan 5 sentimeter di situ. Sehingga, dugaan itu adalah pelabuhan perdagangan masa Sriwijaya sangat memungkinkan," ujar Budi.
Menurut Budi, Pulau Maspari yang berdekatan dengan Bangka diduga membuat lokasi Karang Agung menjadi kawasan permukiman penduduk. Alhasil, banyak kapal besar yang bermuara di lokasi tersebut pada masa jaman kerajaan Sriwijaya.
"Di sana ada ada perdagangan jarak jauh, penelitian di sana banyak menemukan ketebalan papan perahu 4 cm. Kemungkinan kapalnya lebih besar," ujar Budi.
Baca Juga: Hadapi Karhutla perlu pengawasan kegiatan korporasi dan penegakkan hukum tegas
Harta karun Sriwijaya mulai muncul pada 2015
Harta karun peninggalan Sriwijaya mulai muncul di tiga Kecamatan di Kabupaten OKI yaitu, Karang Agung, Selapan, dan Cengal pada 2015. Pada tahun itu, Sumatra Selatan dilanda kebakaran hebat hingga membuat kabut asap menyebar ke Kota Palembang bahkan ke provinsi tetangga.
Kabupaten OKI merupakan wilayah terbesar yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada tahun itu. "Mulanya warga menemukan perhiasan di lokasi kebakaran. Lalu satu warga ini memberitahukan kepada warga lain sehingga akhirnya menjadi perburuan hingga sekarang," ujar Retno.