JAKARTA. Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi Kota Kediri, Jawa Timur, mengatakan peminat pertalite semakin tinggi dibuktikan kian banyak stasiun pengisian bahan bakar umum meminta kiriman bahan bakar jenis itu ke Pertamina.
"Dari laporan yang masuk, rata-rata satu SPBU itu bisa menghabiskan satu ton per hari, dan trennya semakin meningkat," kata Ketua Hiswana Migas Kediri David Tompo Wahyudi saat dikonfirmasi terkait dengan penggunaan pertalite di Kediri, Selasa (24/11).
Selama resmi diedarkan ke masyarakat, katanya, bahan bakar tersebut, semakin banyak SPBU di Kediri yang menyediakan pertalite. Mereka juga menilai, pemasukan dari penjualan jenis bahan bakar itu juga lebih besar ketimbang bahan bakar lainnya.
"Kadang ada keterlambatan pengiriman, namun melihat animonya masyarakat semakin menyukai dan itu terbukti tidak ada kerak di karburator dan menjadi lebih irit," katanya.
Ia mengatakan meningkatnya animo masyarakat menggunakan pertalite secara tidak langsung mengurangi konsumsi bahan bakar jenis lain, misalnya pertamax.
Namun, penurunan sampai berapa persen, David mengatakan masih normal dan tidak terlalu signifikan.
"Konsumsi pertamax turun, tapi tidak terlalu signifikan," ujarnya.
Di sejumlah SPBU Kota Kediri, permintaan pertalite semakin tinggi. Misalnya di SPBU Mauni, Kelurahan Pesantren, Kota Kediri. Saat awal peluncuran produk Pertamina itu, SPBU itu hanya memesan 16 ribu liter, namun karena semakin banyak masyarakat yang menggunakan bahan bakar itu, akhirnya stok ditambah.
"Per hari rata-rata 1-2 ton untuk pertalite, dan secara total pada Oktober, kami sudah pesan 32 ribu liter. Jumlah ini naik dibanding pesanan di awal yang hanya 16 ribu liter," kata Pengawas SPBU setempat, Mulyono.
Menurut dia, permintaan pertalite cukup bagus, namun di tempatnya bekerja tidak mengurangi permintaan bahan bakar lain. Biasanya, setiap kali pengiriman sampai solar dikirim delapan ribu liter dan premium sampai 10 ribu liter.
Hal yang sama juga terjadi di SPBU Joyoboyo, Kediri. Di SPBU itu, pertalite dikirim sampai 8.000 liter setiap empat hari sekali. Namun, dengan adanya pertalite, pengelola juga tidak mengurangi kuota bahan bakar lain.
Pengawas SPBU Joyoboyo Kediri Wiyono mengatakan permintaan untuk pengiriman bahan bakar lain masih sama, yaitu untuk premium sampai 16 ribu liter per hari, dan solar 24 ribu liter setiap tiga hari sekali.
"Konsumsi pertalite cukup bagus, banyak pengendara yang menggunakannya," katanya.
Asistant Manager External Relation Pertamina MOR V Wilayah Jatim Nusa Tenggara dan Bali Happy Wulansari mengatakan pertalite mulai dipasarkan di Kediri pada 8 agustus 2015 di enam SPBU. Untuk saat ini, SPBU yang menjual sudah bertambah menjadi 26 SPBU.
"Ini menandakan animo konsumen cukup positif dan produk pertalite diminati oleh konsumen Kediri," katanya.
Ia mengatakan pada Agustus total penjualan pertalite 568 kiloliter, pada September meningkat menjadi 1.112 kiloliter dengan omzet rata-rata SPBU antara 1- 4 kiloliter.
"Kami harapkan nanti di akhir 2015, SPBU sudah bisa menjual minimal lima kiloliter per hari," katanya.
Total SPBU di Kota dan Kabupaten Kediri mencapai 48 unit dan penambahan SPBU yang menjual pertalite akan dilakukan secara bertahap. Pertamina menargetkan sampai akhir 2015, 40 SPBU di Kediri sudah menyediakan pertalite.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News