MANADO. Komoditas perikanan laut, ikan kaleng, menjadi salah satu andalan Sulawesi Utara(Sulut) menyusul larisnya pemasaran ikan tersebut di 28 negara.
"Sebanyak 28 negara membeli ikan kaleng Sulut yang terkenal karena kualitas dan rasa khasnya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Jenny Karouw di Manado, Kamis (19/2).
Ikan kaleng asal Sulut disukai,kata Jenny karena telah teruji berdasarkan standar internasional dengan pengolahan yang sangat higienis.
Jenny mengatakan 28 negara tersebut yakni Jerman, Saudi Arabia, Inggris, Mesir, Yaman, Amerika Serikat,Yordania, Denmark,Italia, Kanada Republik Czech, Switzerland, Belanda, Australia, Jepang, Tiongkok, Fiji, Irlandia, Polandia, Thailand, Kuwait, Belgia, Estonia, Hungaria, Lithuania, Selandia Baru dan Malaysia.
Data 2014, ekspor ikan kaleng ke 28 negara tersebut sebanyak 18.865 ton dengan sumbangan devisa bagi negara 77,42 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Dengan volume tujuan negara terbanyak yakni Jerman sebanyak 4.779 ton dengan nilai 20,14 juta dolar AS, ke Saudi Arabia sebanyak 3.811 ton dengan nilai 14,32 juta dolar AS dan ke Inggris sebanyak 3.902 ton dan mampu menghasilkan devisa sebesar 13,87 juta dolar AS.
Kemudian yang diekspor ke Mesir juga banyak sebesar 1.762 ton dengan nilai 6,54 juta dolar AS, ke Yaman sebanyak 1.272 ton dengan nilai 5,23 juta dolar AS dan ke Amerika Serikat sebanyak 1.174 ton dengan nilai 3,93 juta dolar AS.
Dan yang ke negara lain juga diekspor ratusan ton setiap negara yang mampu memberikan sumbangan devisa cukup tinggi baik negara maupun Sulut secara khusus.
"Minat negara di dunia membeli hasil olahan perikanan di Sulut, menandakan bahwa produk kita sudah diakui pasar internasional," katanya.
Ikan kaleng yang diproduksi industri di kota Bitung memang sudah melewati banyak proses bahkan hingga tidak menghasilkan limbah.
Pemerintah berharap industri di Sulut akan semakin maju dengan negara tujuan ekspor produk perikanan semakin banyak.
"Kami akan tetap memfasilitasi baik pengurusan berkas pengekspor maupun dalam mencari pasar baru," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News