Ini strategi LRTJ untuk meningkatkan jumlah penumpang

Jumat, 21 Februari 2020 | 20:11 WIB   Reporter: Selvi Mayasari
Ini strategi LRTJ untuk meningkatkan jumlah penumpang

ILUSTRASI. PT Light Rail Transit Jakarta (LRTJ) menyebutkan, jumlah penumpang pada Sabtu (8/2) sebanyak 7.400 orang. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)


TRANSPORTASI - JAKARTA. PT Light Rail Transit Jakarta (LRTJ) menyebutkan, jumlah penumpang pada Sabtu (8/2) sebanyak 7.400 orang merupakan rekor tertinggi selama operasional.

"Kita pecah rekor pada 8 Februari 2020 kemarin dan kondisi trend penumpang di pertengahan Desember sampai akhir tahun sudah sebanyak 5.000 orang," kata Sekretaris Perusahaan LRTJ, Arnold Kindangen kepada kontan.co.id, Jumat (21/2).

Baca Juga: Sasar milenial, Ciputra Development (CTRA) garap proyek Citra Landmark

Pencapaian jumlah penumpang itu mengalahkan rekor sebelumnya yang diraih pada Januari 2020 sebanyak 5.400 penumpang. Menurutnya, pada Januari sempat terjadi penurunan tapi di awal Februari mulai naik & tertinggi pada tanggal 8 Februari tembus di atas 7.000. 

"Januari sempat turun karena efek pasca banjir berimbas juga karena efek dari beberapa koridor Trans Jakarta tidak jalan," katanya.

Namun bila dirata-ratakan, kata Arnold, jumlah pengguna LRT sejak dioperasionalkan pada pertengahan 2019 masih mencapai 4.000-an penumpang. Jumlah tersebut masih di bawah target yang dibebankan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta sebanyak 7.000 penumpang per hari. "Target 7.000 penumpang per hari untuk track sepanjang 5,8 kilometer," katanya.

Terkait pendapatan LRTJ untuk operator dan kondisi, Arnold mengungkapkan masih terjadi defisit karena kendala jarak yg masih di 5,8 Km dengan konsep pembiayaan Subsidi.

Baca Juga: Khofifah ingin LRT, tapi Menhub sarankan ART yang dibangun di Jawa Timur

"Performance kita di 2019 dari sisi riders trend-nya di 6.000 - 7.000 dengan kondisi didominasi dengan uji coba di awal 2019 sampai November 2019. Per 1 Desember 2019 baru berjalan operasi komersial sehingga kondisinya defisit karena pendapatan Fare Box baru jalan di 1 Desember 2019," tutur Arnold.

Arnold mengungkapkan, LRTJ pada dasarnya adalah penugasan dari Pergub 154 tahun 2017 tentang Penugasan dari Gubernur ke Jakpro untuk penyelenggaraan LRT Jakarta.

"Target LRTJ dari Dishub berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2020 terkait usulan Target KPI BUMD bidang Transportasi Tahun 2020 sejumlah 7.000 penumpang per hari. Harapannya apabila phase 2 selesai maka secara otomotis trend akan meningkat karena pertambahan jarak serta jumlah integrasi dengan Trans Jakarta," paparnya.

Guna mengejar kekurangan target penumpang, pihaknya mengintensifkan sosialisasi operasional LRT kepada masyarakat, salah satunya melalui media sosial. "Kita gencarkan terus pengenalan kepada masyarakat melalui sosial media," katanya.

Baca Juga: Wow, Bali bakal punya LRT bandara sepanjang 4,78 km

Sejak LRT dan TransJakarta bekerja sama, kata dia, saat ini layanan trayek bila digabung sudah sepanjang 420 kilometer. "Track itu nyambung dengan TransJakarta. Cukup bayar Rp 8.500 per penumpang sudah bisa keliling Jakarta, termasuk Stasiun Velodrome hingga Kelapa Gading," katanya.

Arnold juga menuturkan pihaknya akan meningkatkan awareness & engagement dengan meningkatkan sosialisasi ke banyak kalangan.

"Seperti kegiatan kami di tanggal 14 - 16 Februari acara Berbagi Kebahagiaan bersama lansia, anak-anak korban banjir seputar stasiun & anak yatim selain memberikan edukasi & hiburan karena tarif LRTJ hanya Rp 5.000," ujarnya.

Selain itu ke depan pihaknya akan mengadakan aktivitas untuk anak-anak di tiap bulannya dengan membuat reading corner di area stasiun. "Kita juga akan membuat aktivitas yang akan berkolaborasi dengan redaksi majalah anak-anak sanggar teater untuk menghidupkan kembali kesenian lenong bocah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Handoyo .

Terbaru