Selain lockdown seluruh RT yang masuk zona merah, Ganjar juga meminta adanya keseragaman dalam penanganan Covid-19 antar wilayah di Jateng.
"Kalau kemarin saya melihat ada yang beda-beda. Maka sekarang harus diseragamkan. Misalnya kalau ada satu daerah yang effort-nya bagus terkait penambahan tempat tidur di rumah sakit atau isolasi terpusat, daerah lainnya juga harus ikut. Sebab kalau tidak, maka rakyat akan cari fasilitas-fasilitas bagus di daerah tetangga," ucapnya.
Ganjar berharap masing-masing kepala daerah memiliki tanggung jawab pada rakyatnya sehingga sinergitas akan bisa berjalan.
"Bupati wali kota punya dong tanggung jawab pada rakyatnya di wilayah masing-masing, jadi tolong saling membantu. Kalau masing-masing tanggung jawab pada daerahnya sendiri, maka ini akan bagus," ucapnya.
Tak hanya itu, Ganjar juga meminta kegiatan yang menimbulkan keramaian semuanya ditunda. Bupati dan wali kota diminta tak segan untuk melarang semua kegiatan yang berpotensi dihadiri banyak orang.
Baca Juga: Strategi Provinsi Jawa Tengah kendalikan kenaikan kasus Covid-19
"Kalau nekat, bubarkan. Tidak boleh ragu. Karena kondisi ini butuh perhatian lebih serius lagi," ucapnya.
Ganjar menyebut saat ini, tercatat ada 25 kabupaten dan kota di Jateng yang masuk zona merah.
"Maka saya akan kirimkan instruksi khusus. Kalau kemarin kan hanya surat edaran, rasanya kalau hanya surat edaran kurang maksimal. Maka sekarang saya keluarkan perintah, instruksi. Mudah-mudahan nanti malam instruksinya sudah jadi dan langsung saya bagikan," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Ganjar Pasang Strategi Gerilya dan 7.000 RT Diminta Lockdown"
Penulis : Kontributor Semarang, Riska Farasonalia
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Selanjutnya: Kasus melonjak, Ganjar perintahkan bupati dan wali kota perketat PPKM skala mikro
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News