AGRIBISNIS - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong petani dan peternak milenial untuk meningkatkan produktivitas mereka guna mendukung ketahanan pangan di tengah kondisi iklim yang tidak stabil dan jumlah petani yang semakin berkurang.
Saat ini mayoritas petani berusia tua dan produktivitas pertanian mengalami penurunan.
Dalam rangka ini, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, bersama Tim Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Timur (Jatim), melakukan kunjungan lapangan dan sesi brainstorming dengan peternak milenial yang tergabung dalam Ekosistem Komoditas Ternak Kambing Domba di Kabupaten Tulungagung pekan lalu.
Baca Juga: Kementan Tinjau Usaha Petani Milenial Alumni Pelatihan Smart Farming
Kegiatan tersebut dilaksanakan di kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pakel, di mana Udrayana, bersama Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri, dan pengarah, melakukan diskusi dengan penyuluh, mobilizer, fasilitator, dan peternak.
"Dalam diskusi ini, kami membahas langkah-langkah konkret pelaksanaan program dan kegiatan korporasi bagi petani milenial, yang saat ini masih menunggu pengesahan," kata Udrayana yang akrab disapa Uud dalam siaran pers Kementan, Rabu (12/7).
Menurut Udrayana, peluang pasar untuk produk kambing di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya masih sangat terbuka baik dalam bentuk hewan hidup maupun dagingnya. Oleh karena itu, pengelola korporasi harus memperbarui database informasi mengenai pasar tersebut.
Hal yang sama berlaku bagi peternak milenial, mereka perlu meningkatkan produktivitas usaha mereka. Empat peternak milenial, yaitu Kevin, Jefri, Nova, dan Arif, telah menjadi Penerima Manfaat YESS sejak tahun 2021.
Baca Juga: Antisipasi El Nino, Kementan Dorong Petani Tingkatkan Produktivitas
Keempat peternak milenial ini yakin bahwa usaha mereka akan semakin menjanjikan setelah mengikuti program ini, dengan peningkatan dua hingga tiga kali lipat, jika korporasi yang sedang dibangun saat ini dapat dijalankan dengan baik.
"Kami akan fokus pada pengembangan di dalam peternakan, karena input dan pasar telah disiapkan dan diatur oleh korporasi," kata Uud.
Uud menegaskan bahwa memiliki database mengenai kebutuhan pasar dan ketersediaan produk yang disiapkan oleh peternak milenial sangatlah penting.
Baca Juga: Kementan Gandeng Paskomnas untuk Mendukung Petani Milenial Mendapat Akses Pasar
"Kesiapan dalam data suplai dan permintaan ini memungkinkan peternak untuk mengembangkan usaha mereka melalui penerapan berbagai teknologi, seperti manajemen pemeliharaan, manajemen pakan, dan bahkan manajemen reproduksi," ucapnya.
Penerapan smart farming akan menjadi kebutuhan penting untuk meningkatkan produktivitas usaha, yang pada akhirnya akan membawa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi peternak muda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News