Hedy menyampaikan, pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen memiliki tantangan yang cukup tinggi karena tetap harus menjaga kawasan cagar budaya dan kelestarian lingkungan, trase yang melewati potensi gempa, sungai lahar dingin hingga wilayah mata air yang harus dijaga.
“Dalam membangun jalan tol ini kita harus cepat, tapi juga tetap harus menjaga kualitas/mutu, memastikan keselamatan konstruksi, dan harus tetap jaga keseimbangan alam," ucap dia.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Triono Junoasmono dalam laporannya mengatakan, jalan tol Yogyakarta-Bawen terdiri dari 6 seksi yaitu Seksi 1 Sleman - Banyurejo (8,25 km), Seksi 2 Banyurejo-Borobudur (15,26 km), Seksi 3 Borobudur-Magelang (8,08 km), Seksi 4 Magelang-Temanggung (16,26 km), Seksi 5 Temanggung-Ambarawa (22,56 km), Seksi 6 Ambarawa-Junction Bawen terkoneksi Tol Semarang-Solo (5,21 km).
Baca Juga: Kementerian PUPR Siapkan 30 Proyek KPBU Senilai Rp 332,59 Triliun di Tahun 2022
"Untuk seksi 1 ditargetkan selesai konstruksi pada kuartal IV 2023. Secara keseluruhan, jalan tol ini ditargetkan dapat tersambung seluruhnya secara bertahap pada kuartal IV 2024," ujar Triono.
Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (Dirut LMAN) Basuki Purwadi yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen merupakan salah satu PSN yang pengadaan lahannya dibiayai oleh APBN melalui LMAN. "Saat ini pogres pembebasan lahan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen seksi 1 telah mencapai 92,28%," ujarnya.
Turut hadir Sekretaris Daerah DIY Raden Kadarmanta Baskara Aji, Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur, Direktur Utama PT JJB Oemi Vierta Moerdika, Direktur Jalan Bebas Hambatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Budi Harimawan Semihardjo, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Pantja Dharma Oetojo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News