Kopi Tapanuli, dari sekedar pembayar utang jadi tulang punggung ekonomi

Senin, 03 Agustus 2020 | 14:18 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Kopi Tapanuli, dari sekedar pembayar utang jadi tulang punggung ekonomi

ILUSTRASI. Pengolahan kopi di Tapanuli.


Kini Marojahan kini mampu meningkatkan kapasitas produksi kopi yang dihasilkan oleh lahannya. Pengetahuan dari pelatihan mampu meningkatkan produksi kopinya walau belum dengan angka yang terlalu signifikan.

Kini, Marojahan dan para petani lainnya tak lagi menganggap kopi hanya sekedar sebagai sigarar utang atau pembayar utang, tapi lebih menjadi tulang punggung kehidupan ekonomi.

Baca Juga: Bisa datangkan untung besar, porang lagi tren ditanam petani

Sementara itu, Direktur Toba Pulp Lestari Jusuf Wibisono menjelaskan program pendampingan petani kopi ini dilakukan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

“Kami terus berkomitmen untuk melakukan pendampingan terhadap para petani kopi di sekitar Toba agar perekonomian mereka bisa terangkat dan lebih baik. Bagaimanapun, para petani itu memiliki harta yang bernilai tinggi yang berasal dari kopi yang mereka tanam,” jelas Jusuf dalam keterangannya, Senin (3/8).

Program pendampingan terhadap petani kopi adalah salah satu program CSR yang dijalankan perseroan, di samping kegiatan lainnya seperti halnya pendidikan dan pembangunan infrastruktur publik.

Baca Juga: Harga Ayam Hidup Sempat Rp 12.500 per kg, Kemtan Berjanji Bisa Menstabilkan Harga

Toba Pulp Lestari mengalokasikan dana CSR sebesar 1% dari revenue yang diperoleh perusahaan tiap tahunnya untuk mendukung berbagai program yang telah dicanangkan. Rasio tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan ketentuan pemerintah, yakni sebesar 2,5% dari laba bersih.

“Toba Pulp Lestari senantiasa memberikan nilai tambah bagi stakeholders, masyarakat, serta lingkungan sekitar wilayah operasional perusahaan,” kata Jusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru