Madura darurat Covid-19, banyak pasien meninggal, ini penyebabnya

Senin, 07 Juni 2021 | 10:33 WIB Sumber: Kompas.com
Madura darurat Covid-19, banyak pasien meninggal, ini penyebabnya

ILUSTRASI. Madura darurat Covid-19, banyak pasien meninggal, ini penyebabnya


COVID-19 - Surabaya. Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur darurat Covid-19. Jumlah kasus positif virus corona penyebab Covid-19 di Bangkalan, Madura meningkat pesat. Selain itu, korban meninggal akibat Covid-19 di Bangkalan, Madura juga banyak.

Per hari Minggu (6/6/2021), ada 25 kasus pasien baru yang positif Covid-19 di Bangkalan, Madura. Kemudian 2 pasien Covid-19 meninggal, dan 17 orang dinyatakan suspek corona di Bangkalan, Madura.

Berdasarkan data akumulatif per tanggal 6 Juni 2021, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Bangkalan, Madura sebanyak 1.779 orang. Kemudian, jumlah pasien sembuh 1.520 orang, pasien Covid-19 meninggal 180 orang, dan kasus Covid-19 aktif di Bangkalan, Madura kini 79 orang.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Agus Sugianto Zain mengungkap kondisi pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Menurut dia, banyak pasien Covid-19 tidak bisa bertahan lama dan kemudian meninggal dunia usai mendapat perawatan.

Sebab, kata Agus, rata-rata pasien Covid-19 di Bangkalan, Madura baru bersedia ke rumah sakit ketika kondisinya sudah berat atau sangat parah. Hal tersebut diketahui setelah pemerintah daerah melakukan koordinasi dan evaluasi terhadap manajemen rumah sakit.

Baca juga: Studi baru temukan antibodi Covid-19 bisa cegah infeksi virus corona hingga tahunan

"Awalnya, seminggu dua kasus meninggal, ini kan mempengaruhi zona karena ada rumusnya. Ini lebih dari itu, lebih dari dua. Dan presentasenya begini, dari 10 orang dari 15 orang yang meninggal, setelah dibawa ke rumah sakit (RSUD Bangkalan), kurang dari 24 jam dirawat, namun sudah meninggal," kata Agus, saat dikonfirmasi, Minggu (6/6/2021).

Ia menyebut, kesadaran masyarakat di Bangkalan memang masih sangat rendah terhadap adanya Covid-19. Pihak rumah sakit juga tidak bisa berbuat banyak karena pasien cenderung enggan memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit ketika tidak memiliki gejala berat. "Rumah sakit juga tidak bisa berbuat banyak, tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Agus.

Warga Bangkalan, Madura merasa kebal Covid-19

Ia menilai, melonjaknya angka kasus Covid-19 dan angka kasus pasien Covid-19 meninggal di Bangkalan, Madura ini banyak dipengaruhi oleh perilaku masyarakat sendiri. Menurut dia, masih banyak masyarakat Bangkalan, Madura yang menganggap kebal dengan virus corona penyebab Covid-19 sehingga abai dengan protokol kesehatan serta mengabaikan kondisi kesehatan mereka sendiri.

"Ini kan menyangkut perilaku, tentang nilai-nilai kesehatan. Artinya ketika sakit parah, masyarakat baru datang ke rumah sakit," kata Agus. Apalagi, rumah sakit di Bangkalan yang menangani pasien Covid-19 hanya ada tiga, yakni RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu dan dua rumah sakit swasta.

Namun, kapasitas BOR di rumah sakit swasta juga terbatas, sehingga mayoritas pasien dibawa ke RSUD Bangkalan. Ketika sudah tidak mampu menampung pasien Covid-19, maka pasien dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.

"Karena yang ditunjuk memang cuma RSUD Bangkalan, tapi pemkab minta dukungan RS swasta, yakni RS Ngudia Husada dan RS Lukas. Itu pun kapasitas bednya terbatas," kata Agus.

Kini Madura darurat Covid-19, jangan sampai menyebar ke daerah lain. Tetap patuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mayoritas Pasien Covid-19 Meninggal di Bangkalan Tak Sampai 24 Jam Dirawat di Rumah Sakit, Ini Penyebabnya",


Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman
Editor : Robertus Belarminus

Selanjutnya: Kasus Covid-19 di Bangkalan meledak, Satgas: Banyak warga yang anggap kebal virus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Adi Wikanto

Terbaru