Masyarakat non-Katolik bisa hadiri misa Katedral

Kamis, 24 Desember 2015 | 21:51 WIB
Masyarakat non-Katolik bisa hadiri misa Katedral


Sumber: Antara  | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Juru bicara kepanitiaan perayaan Natal Gereja Katedral Jakarta, Erik Muliawan mengatakan masyarakat nonKatolik diperbolehkan menghadiri rangkaian prosesi Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta.

"Siapa saja boleh datang, asalkan saling menghargai, kami terbuka untuk semua umat," kata Erik Muliawan, Kamis (24/12).

Ia menjelaskan memang ada umat nonKatolik yang sengaja datang untuk melihat prosesi atau sekadar ingin tahu kegiatan, dan hal tersebut sah saja.

Namun, ia tetap mengimbau untuk tetap menaati aturan yang ada, agar tidak mengganggu khusuk ibadah. "Ada beberapa hal yang mungkin khusus untuk umat Katolik, jadi yang tidak menganut cukup melihat saja," katanya.

Menurutnya toleransi diperlukan agar saling menjaga keharmonisan masyarakat. Gereja Katedral Jakarta telah menyiapkan tiga waktu ibadah Misa Malam Natal dan lima kali waktu Misa Hari Raya Natal. Misa Malam Natal akan diadakan pada pukul 17.00 WIB, 19.30 WIB, dan 22.00 WIB.

Kemudian untuk jadwal Misa Hari Raya Natal pada pukul 06.00 WIB, 07.30 WIB, 09.00 WIB, 11.00 WIB, dan 18.00 WIB. Lebih lanjut, Erik menjelaskan bahwa pada Misa pertama Hari Raya Natal akan dipimpin Bapak Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo.

Untuk kelancaran ibadah panitia telah menyediakan 3.900 kursi, menurut perkiraan akan hadir sekitar 10.000 sampai 15.000 jemaat yang hadir, tema kali ini adalah "Hidup Bersama Sebagai keluarga Allah".

Berdasar dari tema besar tersebut, panitia juga mendekorasi Gereja Katedral dengan 1.000 pohon yang ditanam di dalam pot kecil selaras dengan makna kehidupan.

Panitia juga akan membantu keamanan lingkungan gereja yang akan diamankan juga oleh sebanyak 400 personel polisi.

Sementara itu, pengelola Masjid Istiqlal menyediakan tempat parkir mobil bagi jemaat Gereja yang akan melaksanakan ibadah dalam rangka Hari Natal.

Juru bicara kepanitiaan perayaan Natal Gereja Katedral Jakarta, Erik Muliawan, mengatakan hal tersebut merupakan bentuk toleransi yang dijalin antara Panitia Gereja Katedral dan pengelola Masjid Istiqlal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru