Tahun 2021, kawasan hutan tanaman industri dengan jalan tanah itu akan mulai diganti dengan pembangunan gedung. Pembangunan tahap pertama klaster pemerintahan dengan luas 5.600 ha.
Perbukitan itu akan mulai bertransformasi menjadi ibu kota baru pada 2023. Sehingga nantinya tahun 2024 pemindahan tahap awal dapat segera dilakukan.
Baca Juga: Tertekan dalam dua tahun terakhir, IHSG berpotensi moncer pada 2020
Sejalan dengan itu, infrastruktur pendukung seperti moda transformasi, listrik, dan air baku juga telah rampung. Jokowi membayangkan ibu kota baru nantinya merupakan daerah yang sejuk dengan kualitas udara yang baik.
Moda transportasi yang minim emisi juga dikembangkan untuk menjadi alat angkut penghuni ibu kota. Sehingga nantinya masyarakat ibu kota lebih memilih menggunakan transportasi umun atau sepeda.
Lingkungan hijau di kawasan ibu kota baru akan dilestarikan ke depan. Lahan total 410.000 ha disiapkan untuk menjadi cadangan konservasi.
Hewan endemik Kalimantan, bekantan, pun mendapat perlakuan khusus dengan menyediakan kawasan konservasi. Hutan hijau akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kawasan ibu kota baru.
Aktivitas industri yang mengganggu lingkungan dipastikan tidak akan ada di ibu kota baru. Industri tidak diizinkan berdiri di kawasan ibu kota. "Tidak ada klaster industri, tidak ada pabrik, harus ditekankan," ungkapnya.
Baca Juga: Saat para menteri Jokowi harus berjalan kaki menuju lokasi ibu kota baru
Klaster yang disiapkan dalam ibu kota baru antara lain klaster pendidikan, kesehatan, riset dan inovasi, kawasan bisnis dan semi bisnis. Nantinya dalam klaster pendidikan akan ada universitas kelas dunia yang dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Langkah tersebut sesuai dengan harapan dari tokoh masyarakat Kalimantan yang tidak ingin penduduknya tersingkir. Masyarakat asli akan berdampingan dengan talenta nasional dan global.