Total investasi yang sudah masuk ke Mandalika saat ini telah mencapai US$ 1,3 miliar untuk pengembangan lahan 169 ha. Satu lagi investor yang sudah masuk adalah Coco Mart.
Barry yakin kehadiran MotoGP akan mengangkat Mandalika dengan cepat sehingga pengembangan kawasan ini ia perkirakan akan lebih cepat dibandingkan dengan pengembangan Nusa Dua yang butuh waktu sampai 30 tahun.
Faktor lain yang menurutnya mempercepat pertumbuhan Mandalika adalah status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sudah dialamatkan pemerintah sejak Oktober 2017.
Baca Juga: Pemerintah tetapkan lima destinasi wisata super prioritas, ini kata pebisnis hotel
Dengan status itu, banyak keringanan pajak yang didapat investor seperti penghapusan pajak impor, pajak pendapatan, dan keringanan corporate tax yang disesuaikan dengan nilai investasi. Tak hanya itu, masa sewa lahan juga diberikan lebih panjang yakni sampai 80 tahun.
Hingga saat ini, ITDC telah menggelontorkan investasi sekitar Rp 550 miliar untuk pengembangan infrastruktur Mandalika dan penataan Pantai Kuta. Sebanyak Rp 250 miliar berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) dan Rp 300 miliar modal sendiri.
“Itu kami pakai untuk bangun jalan dasar 11 km, penataan pantai 1,2 km, pembangunan kawasan UMKM 303 kios, parkir, Masjid, serta fasilitas pantai,” jelas Barry.
Dalam 10 tahun ke depan, ITDC mematok aka nada 2 juta wisatawan asing yang akan berkunjung ke Mandalika per tahun setelah hotel dengan 12.000 kamar beroperasi.
Baca Juga: Pikat investor, NTB menawarkan lima konsep investasi andalan
Untuk itu, perusahaan BUMN ini masih akan gencar menjaring investor ke Mandalika. Ada dua anchor tenan lagi yang diharapkan masuk yakni untuk klaster golf dan klaster marina.
Untuk pengembangan Mandalika, ITDC telah mendapatkan pendanaan dari AIIB pada 2018 sebesar US$ 248,4 juta. Selain itu, perusahaan ini juga menjajaki pinjaman sebesar Rp 1,2 triliun lagi dari Eximbank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News