Mensos awali pencairan PKH Tahap ke-2 2018 secara nasional dari Bengkulu

Sabtu, 12 Mei 2018 | 00:03 WIB   Reporter: Yudho Winarto
Mensos awali pencairan PKH Tahap ke-2 2018 secara nasional dari Bengkulu

ILUSTRASI. Menteri Sosial Idrus Marham


BANSOS - BENGKULU. Menteri Sosial Idrus Marham mengawali pencairan bantuan sosial non tunai Program Keluarga Harapan (PKH) secara nasional dari Provinsi Bengkulu, Jumat (11/5).

PKH cair 4 kali dalam setahun yakni Februari, Mei, Agustus dan November. Untuk pencairan tahap kedua secara nasional yakni pada bulan Mei, masyarakat sudah mulai bisa mencairkan uangnya di agen bank anggota HIMBARA, e-warong, dan gerai ATM terdekat.

“Pencairan ini juga bersamaan pencanangan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Kota Bengkulu yang sebelumnya dalam bentuk Beras Sejahtera (Rastra)," terang Mensos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Jumat (11/5).

Ia mengingatkan dalam satu tahun pemegang kartu PKH mendapatkan Rp1.890.000. Dananya harus digunakan untuk pemenuhan gizi anak misalnya membeli makanan bergizi seperti telur dan ikan, serta membeli keperluan sekolah anak seperti buku, seragam dan alat tulis.

"Bantuan sosial ini merupakan komitmen dan janji Presiden terhadap rakyat khususnya ibu-ibu agar dapat memberikan gizi yang baik untuk anak-anak dan bisa menyekolahkan anak-anak. Jadi saya mohon dimanfaatkan dengan baik ya ibu-ibu," tutur Mensos.

Kepada ratusan KPM yang hadir Mensos menyampaikan bahwa PKH bertujuan mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan. Secara perlahan ke depannya, melalui PKH diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dan kemandirian KPM.

"Oleh karena itu kepada ibu-ibu semua, saya ingin menyampaikan bahwa bansos PKH sifatnya sementara. Saya harap setelah 6 tahun dalam pendampingan oleh Pendamping PKH, ibu-ibu sudah lebih mandiri dan perlahan lepas dari kemiskinan," katanya.

Penerima bansos, lanjutnya, nantinya juga akan didukung intervensi bantuan berbagai program lainnya dari pemerintah sehingga diharapkan keadaan ekonomi keluarga semakin baik dan KPM akan tergraduasi atau lulus dari program PKH dan bansos lainnya.

Pada pencairan bansos PKH ini, Mensos memberikan sertifikat kepada KPM Graduasi dari Provinsi Bengkulu.

Graduasi Mandiri atau keluar dari kepersertaan PKH secara sukarela, merupakan bentuk kesadaran diri dari Keluarga Penerima Manfaat yang sudah sejahtera. Hal tersebut dikarenakan Keluarga Penerima Manfaat mengalami peningkatan ekonomi.

Sebanyak 5 orang tersebut adalah Dahlia Yanti yang kini menjadi pegawai tetap PLN, Umi Kalsum wirausaha ayam potong, warung manisan dan punya bedengan, Elviana yang memiliki usaha mie ayam, Yuyun Safitri memiliki usaha oleh-oleh khas Bengkulu, dan Erni Mawati yang memiliki usaha bakso bakar.

Erni Mawari, ibu rumah tangga dengan 3 orang anak mengaku sangat terbantu dengan adanya bimbingan dan arahan dari Pendamping PKH yang memberikan motivasi pada saat pertemuan kelompok.

"Awalnya saya berjualan sayur keliling kemudian merambah usaha bakso bakar. Sekarang sudah punya 3 cabang bakso bakar. Alhamdulliah," ujarnya seraya tersenyum usai menerima piagam graduasi dari Mensos.

Mensos mengatakan dengan memilih Graduasi Mandiri maka tujuan Program PKH telah berhasil, yaitu mensejahterakan Keluarga dan mengubah cara berpikir KPM.

"Ibu Yuyun sudah naik kelas. Pesan Presiden siapapun yang berprestasi dan berkreatifitas harus diberikan penghargaan maka hari ini pemerintah memberi penghargaan kepada mereka yang tergraduasi secara mandiri. Saya juga menyampaikan amanat Presiden kepada ibu-ibu supaya kedepan bisa hidup lebih mandiri dan agar kebutuhan anak-anak terpenuhi," terangnya.

Setelah itu Mensos juga memberikan penghargaan kepada anak-anak berprestasi dari KPM PKH di Bengkulu yakni Cepti Dwi Anjani lulusan terbaik IAIN Bengkulu 2018, Nur Ainun penerima beasiswa Bidik Misi IAIN 2018, Kevin Putra Pratama juara taekwondo tingkat Provinsi Bengkulu, dan Via Anggraini yang merupakan atlet angkat besi peraih medali emas tingkat nasional.

"Saya berharap adanya KPM PKH yang sudah graduasi secara mandiri dan anak-anak kita yang beprestasi ini semoga bisa menginspirasi ibu-ibu semua untuk mengikuti jejak mereka," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan Kementerian Sosial telah menyalurkan bansos PKH tahap pertama tahun 2018 sebesar Rp4,9 triliun untuk 9,8 juta KPM.

Dari jumlah tersebut sebanyak 8,7 juta KPM atau 92,35 persen yang sudah mengambil uangnya dari rekening melalui bank HIMBARA.

"Berarti masih ada sekira enam persen yang belum mencairkan bansosnya. Untuk yang belum mengambil dananya, ada berbagai alasan antara lain mulai mengenal perbankan dan menyimpan sebagian uangnya tetap di bank untuk ditabung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto
Terbaru