Merapi mendekati erupsi

Selasa, 01 Desember 2020 | 06:57 WIB Sumber: Kompas.com
Merapi mendekati erupsi

ILUSTRASI. Menurut Kepala BPPTKG, aktivitas Gunung Merapi sekarang ini menunjukkan ke arah terjadinya erupsi. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras.


Agar menghindari adanya korban, pihaknya melakukan mitigasi pengurangan risiko bencana yang disiapkan dari awal. Meski menurutnya masyarakat di sekitar Merapi memiliki kearifan sendiri untuk mengenal tanda-tanda kapan untuk melakukan evakuasi dan mengungsi. 

"Kita ingin memastikan semua nantinya terlaksana dengan baik. Kita perlu memberikan pemikiran dan memberikan gambaran untuk membantu risiko bencana bisa dikurangi dengan baik," urai Ganjar Pranowo. 

Berkaca dari sejarah erupsi Merapi 

Sementara Kepala Pusat Studi Bencana UGM, Dr. Agung Harijoko menyatakan, studi soal sejarah erupsi diketahui Merapi pernah erupsi eksplosif dengan tipe sub plinian hingga tipe plinian dengan erupsi besar terjadi pada tahun 2010 dan 1872. 

Baca Juga: Aktivitas kegempaan Gunung Merapi masih tinggi, BPPTKG minta masyarakat tidak panik

"Jangka perulangannya terjadi kurang lebih seratus tahun," paparnya. 

Ia menyebutkan pengalaman pada kerajaan Mataram kuno di abad ke-8 dan ke-9 yang tidak mampu menyelamatkan infrastruktur seperti bangunan candi yang akhirnya tertutup oleh bekas erupsi. Sedangkan penduduk ketika itu sebagian besar memilih mengungsi ke daerah Jawa Timur. 

"Dulu tidak ada mitigasi sehingga beberapa candi tertutup oleh erupsi. Manusianya ketika itu berpindah ke Jawa Timur untuk menyelamatkan jiwa," jelasnya. 

Untuk itulah dari pengalaman di masa lalu itu menurutnya, perencanaan pembangunan sekarang ini perlu memperhatikan aspek kebencanaan dengan memahami sejarah erupsi dan mengetahui daerah mana saja yang terancam terkena dampak erupsi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam Webinar UGM, Kepala BPPTKG: Merapi Mendekati Erupsi"
Penulis : Albertus Adit
Editor : Albertus Adit

 

Selanjutnya: Puncak Gunung Slamet dilanda hujan es, 3 pendaki cidera dan hipotermia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru