Metamorfosis Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Kamis, 28 Januari 2016 | 06:56 WIB Sumber: Kompas.com
Metamorfosis Bandara Internasional Soekarno-Hatta


TANGERANG. Cukup banyak perubahan yang terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sejak awal beroperasi hingga sekarang.

Usianya yang menginjak 30 tahun lebih membuat bandara ini memerlukan penyegaran yang direalisasikan dalam rancangan Grand Design Bandara Internasional Soekarno-Hatta oleh PT Angkasa Pura II selaku operator bandara.

Grand Design merupakan sebuah konsep pembangunan dan modifikasi bandara secara besar-besaran yang tertuang ke dalam beberapa proyek.

Salah satu proyek besarnya adalah pembangunan Terminal 3 Ultimate yang bertempat persis di samping gedung Terminal 3 saat ini.

Jika penumpang bandara melaju dari bundaran Terminal 3 menuju jalan tol, tepat di sebelah kiri, akan tampak gedung Terminal 3 Ultimate yang membentang dengan luas sebesar 422.804 meter persegi.

Bangunan terminal didominasi oleh kaca dan pilar-pilar besar di dalamnya. Akses menuju Terminal 3 Ultimate dibagi dua jalur, yaitu jalur bawah dan jalur atas.

Seperti di Terminal 2, jalur atas digunakan sebagai tempat keberangkatan. Sedangkan jalur bawah untuk kedatangan penumpang sekaligus tempat menjemput.

Berbeda dengan terminal yang sudah ada, Terminal 3 Ultimate didesain khusus dengan mengangkat tema "Art and Cultural" yang turut melibatkan sejumlah seniman ternama dalam pengaturan dekorasi dan keindahan bangunan.

Bagasi otomatis

Selain itu, modifikasi fasilitas dan sejumlah area turut dilakukan di terminal hasil karya anak bangsa tersebut. Fasilitas penting pertama adalah Baggage Handling System (BHS) atau sistem penanganan bagasi otomatis.

BHS terletak di dekat pintu masuk terminal. Setibanya penumpang di dalam terminal, bisa langsung mengurus barangnya masuk ke bagasi.

Penempatan layanan bagasi dikerjakan secara komputerisasi dengan menggunakan barcode yang ada di barang penumpang, sehingga tidak lagi memerlukan tenaga porter.

Usai mengurus bagasi, penumpang maupun pengantar dapat mengelilingi area terminal yang cukup luas.

Di satu sudut, akan ada area komersial dengan berbagai tenan mengisi di dalamnya. Jika sedang tidak ingin berbelanja, penumpang dapat sekadar berkeliling menikmati dekorasi dan suasana modern yang diciptakan di sana.

Kehadiran Terminal 3 Ultimate diharapkan bisa menjadi pilihan maskapai penerbangan sebagai tempat transit penerbangan internasional.

Terminal ini mulai beroperasi Mei 2016, khusus main building saja, dan akan benar-benar rampung sekitar awal tahun 2017.

Proyek besar lainnya setelah Terminal 3 Ultimate adalah moda transportasi massal yang terpusat di Integrated Building.

Gedung itu akan menampung dan mengatur mobilisasi penumpang yang akan ke maupun pergi dari bandara.

Kereta listrik

Di dalam Integrated Building, penumpang dapat menaiki kereta listrik (KRL) commuter line yang terkoneksi dengan KRL Commuter Jabodetabek, kereta api ekspres jarak jauh, atau naik bus.

Pembangunan Integrated Building bersama dengan moda transportasi di dalamnya ditargetkan selesai sebelum diselenggarakannya Sea Games, tahun 2018.

Untuk perpindahan penumpang di dalam kawasan bandara, akan disiapkan Automatic People Mover System (APMS) yang bentuknya mirip dengan kereta ringan. (baca: Begini Proses Pemindahan Patung Proklamator di Bandara Soekarno-Hatta)

APMS mengantarkan penumpang dari dan ke Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3, termasuk Terminal 3 Ultimate sebagai perluasan dari Terminal 3.

Teknologi itu akan menggantikan shuttle bus gratis yang sampai sekarang masih digunakan.

Satu proyek besar lain yang masih dalam pengerjaan adalah pembangunan landasan pacu atau runway ketiga.

Keberadaan runway ketiga ini sangat diperlukan untuk mengimbangi kehadiran Terminal 3 Ultimate, khususnya soal pergerakan pesawat. Dengan beroperasinya Terminal 3 Ultimate, berarti ada tambahan jadwal penerbangan juga.

Runway yang sudah ada, yakni runway satu dan dua, sudah tidak dapat menampung banyaknya pesawat yang mendarat dan lepas landas.

Berdasarkan data terakhir, dalam satu jam saja, ada sekitar 72 pergerakan pesawat di dua runway bandara tersebut. Luas runway ketiga adalah 830 hektar.

Proses pembebasan lahan yang mengambil lima desa di Kabupaten Tangerang, yaitu Desa Teluk Naga, Bojong Renged, Kebon Cau, Rawa Rengas, dan Rawa Burung masih berlangsung.

Jika pembebasan lahan selesai tepat waktu, konstruksi untuk runway ketiga sudah bisa dimulai awal tahun 2017. (baca: Tempat Baru Patung Soekarno-Hatta di Bandara Dilengkapi Tanaman dan Air Mancur)

Masih ada banyak pengerjaan dalam Grand Design, seperti peletakkan Patung Garuda, pemindahan patung proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta yang sudah dilakukan.

Kemudian, peletakkan monumen pesawat Seulawah, Patung Penjor, dan lainnya.

Setelah Terminal 3 Ultimate benar-benar beroperasi, Terminal 1 dan 2 juga akan direvitalisasi dan diperindah. Sistem pelayanan bagasi di sana juga akan memakai BHS.

"Harapan saya, Bandara Soekarno-Hatta bisa semakin baik, bisa melebihi bandara di negara lain, sampai orang akan mikir kalau belum ke Bandara Soekarno-Hatta, belum keren," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi, Rabu (27/1). (Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru