IDUL ADHA - JAKARTA. Jelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengunjungi dua peternakan sapi di Desa Pilanggot, Ds. Wonokromo, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, Rabu (22/7) siang. Kedua peternakan tersebut yakni Peternakan Sumber Jaya, serta Peternakan Laju Jaya. Dua peternakan sapi itu penghasil sapi terbesar di Jatim.
Dalam kunjungan tersebut, Khofifah memastikan bahwa pandemi Covid-19 nyatanya tak berpengaruh signifikan pada penjualan hewan kurban. Ini terlihat dari hewan kurban para peternak tetap laris dengan tetap menjaga keamanan dan kesehatan hewan kurban.
Hal itu dibuktikan Gubernur Khofifah saat mendatangi peternakan Sumber Jaya milik H. Juri. Ia mempunyai sapi ternak sebanyak 240 ekor, siap kurban 220 ekor, jumlah sapi yang laku sudah sebanyak 145 ekor. Sementara Peternakan Laju Jaya yang dimiliki oleh H. Heru mempunyai jumlah sapi ternak sebanyak 78 ekor yang belum terjual sisa satu ekor.
Baca Juga: Jumlah pasien sembuh corona di Jatim tembus 10.000 orang dan sisakan tiga zona merah
Menurut Gubernur Khofifah, kunjungan ini menjadi bagian penting guna memastikan bahwa ketersediaan hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha 1441 H. Selain stok dalam kondisi aman dan cukup, hewan kurban di Jatim dipastikan memenuhi kriteria aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Baca Juga: Jatim mengincar pelancong lokal melalui Kawasan Bromo Tengger Semeru
“Kami ingin memastikan bahwa stok hewan kurban kita dalam kondisi yang cukup. Lalu juga hewan kurban kita semua dalam kondisi aman, sehat, utuh, dan halal. Alias ASUH. Utuh itu artinya bahwa dari sumber pakannya ini terkonfirmasi dengan nutrisi yang baik. Sebab kita sudah hampir empat bulan ini dalam posisi pandemi Covid-19,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (22/7).
Baca Juga: Khofifah: Lawan corona harus berbasis ilmu pengetahuan dan melibatkan pakar
Orang nomor satu di Jatim ini lega, karena disaaat pandemi Covid-19, penjualan sapi di peternakan tersebut menggunakan sistem cashless alias non tunai, serta diperdagangkan secara online. Sistem ini bahkan tetap membuat penjualan sapi kurban tetap laris dibeli.
“Dan ternyata yang ada di kandangnya Pak Haji Heri ini tinggal satu yang belum terjual. Yang di Pak Haji Juki biasanya tahun lalu 160 ekor, hari ini sudah terjual 145. Puncaknya biasanya pada H -2 atau H-3. Artinya Insya Allah bisa melebihi bahkan dari jumlah yang terjual tahun lalu," ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menegaskan, setelah stok hewan kurban dipastikan aman dan ASUH, maka langkah berikutnya adalah memastikan bahwa semua hewan yang akan disembelih telah tersertifikasi dengan Surat Keterangan Sehat dari Dinas Peternakan.
"Jika sudah dinyatakan hewannya sehat, maka yang berikutnya adalah cara penyembelihannya dan proses distribusinya agar mengikuti protokol kesehatan," tegas Khofifah.
Sebab menurutnya seluruh warga Jatim tidak bisa menganggap enteng masalah Covid-19. Misalnya saja Lamongan. Kini Kabupaten Lamongan memang sudah tidak termasuk zona merah Covid-19.
Tapi kewaspadaan tetap harus dijaga. Baik nanti saat penyembelihan di masjid, mushola, atau di komunitas-komunitas yang akan melakukan penyembelihan hewan kurban harus tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik.
Wanita yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial RI ini melanjutkan, pentingnya menjaga protokol kesehatan, terutama saat penyembelihan hewan kurban ini karena biasanya banyak anak-anak yang menyaksikan proses penyembelihan. Kemudian, saat proses distribusi daging kurban juga harus dipastikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) agar semua berjalan aman, secure, dan sehat, saat Idul Adha 1441 H mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News