Peran Swasta Penting Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Air Berkelanjutan

Kamis, 23 Mei 2024 | 09:58 WIB   Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk
 Peran Swasta Penting Mendukung Keberhasilan Pengelolaan Air Berkelanjutan

ILUSTRASI. Pembukaan World Water Forum yang ke-10 di Bali International Convention Center, Bali, Senin (20/5/2024).


WORLD WATER FORUM - JAKARTA. Danone Indonesia berkomitmen mendukung pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan air di Tanah Air. Salah satu dukungannya diwujudkan dengan terlibat dalam World Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali yang digelar pada 18–25 Mei 2024. 

Permasalahan air merupakan isu yang krusial dan mendesak untuk diselesaikan. Untuk itu, perlu kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk mencari  satu solusi bagi permasalahan ketersediaan air.

Henri Bruxelles, Chief Sustainability & Strategic Business Development Danone mengatakan, pihaknya melihat bahwa WWF merupakan sarana memperluas akses pertukaran informasi dan jaringan untuk mendorong berbagai aksi kolektif program pengelolaan sumber daya air yang dapat menjawab berbagai tantangan permasalahan air. 

“Partisipasi Danone dalam WWF 2024 merupakan bukti dari komitmen perusahaan dalam upaya kolektif global mewujudkan  ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat di seluruh dunia,” kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (23/5).

Baca Juga: Menguak Peta Penguasaan Bisnis Air di Indonesia, Dari Salim, Sinarmas, Hingga Adaro

Sementara itu, Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia menyadari bahwa peran swata memang penting dalam mendukung keberhasilan pengelolaan air berkelanjutan. Ia bilang, pengelolaan air berkelanjutan memiliki kekuatan besar untuk menjadi salah satu solusi bagi permasalahan ketersediaan air. 

Vera menambahkan,  Danone Indonesia tak hanya menargetkan pengurangan penggunaan air tetapi mencapai positive water impact, yaitu mengembalikan lebih banyak air ke masyarakat dan lingkungan melebihi dari yang digunakan dalam proses produksi. 

Untuk mewujudkan positive water impact, Danone menetapkan kebijakan yang difokuskan pada tiga pilar, yakni melindungi sumber daya air, mendorong sirkularitas air dalam sistem produksi dengan mengurangi penggunaan air serta memberikan akses air bersih dan sanitasi melalui program WASH (Water Access, Sanitation and Hygiene).

Untuk menjalankan program perlindungan sumber daya air, kata Vera, Danone bersama mitra-mitranya melibatkan komunitas lokal dalam melakukan pengelolaan sumber daya air. Komunitas lokal yang terdiri dari pemerintah daerah, masyarakat umum, lembaga swadaya masyarakat, akademisi serta sektor swasta membentuk sebuah forum Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk melakukan upaya tata kelola sumber daya air terpadu dari hulu hingga ke hilir. 

Hingga saat ini, Danone Indonesia telah berpartisipasi secara aktif dengan 7 forum DAS, dinatranya  Cisadane, Cicatih dan Cibeleng, Pusur, Rejoso, Pandaan, dan Ayung. Untuk memperkuat penerapan tata kelola yang baik Danone juga memperkenalkan Pembayaran Jasa Lingkungan (PES) sebagai skema untuk memberikan kompensasi finansial untuk konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang baik.

Baca Juga: WWF ke-10 di Bali Sukses Digelar, Gala Dinner Menyita Perhatian Dunia Internasional
 
Dalam menenjalankan tata kelola, Danone berupaya untuk mendorong efisiensi penggunaan air dalam sistem produksi. Upaya ini diwujudkan dengan pengurangan penggunaan air yang merupakan perbandingan air yang digunakan untuk memproduksi 1 liter produk. Semakin kecil nilai rasio tersebut maka semakin efisien pemakaian air untuk produk dan proses produksi. 

Hingga tahun 2020, Danone-AQUA berhasil mencapai target water ratio sebesar 1,15 guna menjaga ekosistem air. “Selain itu, kami juga mengimplementasikan prinsip reduce, reuse, recycle, reclaim (4R) dalam pemanfaatan air di seluruh fasilitas produksi Danone Indonesia,” kata Vera.
 
Danone Indonesia bekerja sama dengan Water.org untuk berinovasi dan meningkatkan akses ke air dan sanitasi melalui skema kredit mikro yang difasilitasi oleh lembaga keuangan atau dikenal dengan Water Credit. Skema ini memberdayakan kelompok pengelola sistem penyediaan air pedesaan (SPAM) untuk secara mandiri mengembangkan dan mengelola akses ke air bersih dengan mencari pendanaan dari lembaga keuangan lokal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk
Terbaru