KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pemulihan pascabencana banjir di Aceh memasuki fase relokasi warga terdampak. Pemerintah bersama BUMN mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) sebagai bagian dari pemulihan yang juga bertujuan menggerakkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat.
Sebanyak 600 unit hunian Danantara telah diselesaikan pada tahap awal di Aceh Tamiang.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, sekaligus Kepala Badan Pengaturan BUMN, Dony Oskaria mengatakan percepatan pembangunan hunian menjadi komitmen negara untuk memastikan warga terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dan kegiatan ekonomi secara bertahap.
Baca Juga: PTPN Siapkan Lahan Huntara di Sumut dan Aceh untuk Relokasi Warga Terdampak Banjir
“Pada prinsipnya kami ingin ikut berpartisipasi membantu saudara-saudara kita yang terkena bencana. Kami berharap hunian ini menjadi tempat tinggal yang aman dan layak, sekaligus mendukung proses pemulihan mereka,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (31/12/2025).
Ia menegaskan bahwa pengembangan kawasan hunian dirancang tidak sekadar cepat, tetapi juga memperhatikan kualitas. Berbagai fasilitas pendukung seperti sarana publik, tempat ibadah, hingga ruang bermain akan dibangun untuk menjaga keberlanjutan aktivitas warga selama masa transisi.
Akses konektivitas menjadi perhatian agar roda ekonomi masyarakat kembali berputar.
Program ini merupakan bagian dari target pembangunan hingga 15.000 unit hunian yang akan digarap secara bertahap di berbagai wilayah terdampak, menyesuaikan kesiapan dan kebutuhan lokasi. “Kami menunggu arahan pemerintah daerah terkait wilayah lain yang membutuhkan dan siap dibangun,” kata Dony.
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menyebut banjir yang terjadi beberapa waktu lalu berdampak luas hingga 18 kabupaten/kota, dengan tujuh daerah mengalami kerusakan terparah. Karena itu percepatan pembangunan dilakukan dengan pola kerja nonstop 24 jam.
Baca Juga: Akses Terputus, Pos Indonesia Tetap Salurkan BLTS Kesra di Daerah Bencana Agam
“Progresnya sangat cepat. Pemerintah daerah memastikan kesiapan lahan dari tingkat kabupaten hingga provinsi agar pembangunan dapat terus berlanjut,” ujarnya.
Ia berharap keberadaan huntara menjadi solusi yang benar-benar membuat warga merasa aman dan nyaman sambil menunggu pembangunan hunian permanen.
Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, menjelaskan bahwa situasi di wilayahnya cukup berat. Lebih dari 14.000 rumah terdampak dan sekitar 8.000 di antaranya rusak parah sehingga memerlukan relokasi. “Untuk rumah yang rusak berat kemungkinan besar akan direlokasi,” tegas Armia.
Akurasi data dan kelengkapan administrasi disebut menjadi kunci agar pembangunan dan bantuan dapat menjangkau seluruh warga terdampak secara tepat sasaran.
Baca Juga: Update Korban Banjir dan Longsor di Sumut, 367 Orang Meninggal
Pembangunan tahap awal ini dilakukan melalui kolaborasi BUMN dan sejumlah institusi pendukung, mulai dari BUMN Karya, Himbara, PLN, Pertamina, Telkom hingga penyediaan lahan oleh PTPN Grup. Sinergi ini membuat pengerjaan di lapangan berlangsung cepat dan terstruktur.
Dengan percepatan pembangunan hunian dan dukungan infrastruktur pendukung, pemerintah berharap proses pemulihan dapat segera memulihkan stabilitas sosial sekaligus menggerakkan kembali perekonomian di wilayah terdampak bencana.
Selanjutnya: Makin Ngacir, Canton Memimpin Kripto Top Gainers 24 Jam Terakhir
Menarik Dibaca: Makin Ngacir, Canton Memimpin Kripto Top Gainers 24 Jam Terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News