LEBARAN - SURABAYA. Stop sebutan "kecebong" dan "kampret" pada momen Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah pada tahun ini. Pesan itu disampaikan Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Prof Masdar Hilmi saat menjadi khatib dalam shalat Id di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/6) pagi.
"Sebutan kecebong, kampret, toghut, dajjal harus dihentikan karena tidak mencerminkan bangsa yang berakhlakul karimah," katanya.
Menjalin persatuan umat, lanjut dia, adalah perintah Allah SWT sesuai yang tertulis dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, Masdar mengatakan, istilah-istilah itu harus hilang dari memori bangsa Indonesia bersamaan dengan berakhirnya Pilpres 2019.
"Terlepas dari kepentingan politik apa pun, menjalin persatuan agar tidak tercerai berai adalah perintah Allah SWT," ujarnya.
Tidak hanya itu, pada momen Idul Fitri ini, masyarakat diminta tidak lagi menyebar berita bohong atau hoaks untuk kepentingan tertentu. "Berita hoaks atau kabar hoaks menjadikan bangsa ini terombang-ambing. Berhentilah menjadi mata rantai perbuatan dosa yang merugikan bangsa sendiri," tuturnya.
Masdar meminta bangsa Indonesia bertabayun jika menerima berita yang belum jelas sumber dan asal muasalnya sesuai anjuran kitab suci Al-Quran.
Shalat Id di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya diikuti oleh ribuan umat Islam dari Surabaya dan sekitarnya. KH Abdul Hamid Abdullah, imam besar masjid setempat, bertindak selaku imam.
Ikut hadir di tengah-tengah jamaah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elistianto Dardak, serta sejumlah pejabat Pemprov Jawa Timur. (Achmad Faizal)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesan Idul Fitri, Stop Sebutan "Kecebong" dan "Kampret""
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News