Pesona Desa Warloka yang tak cukup dapat perhatian pemerintah daerah

Kamis, 05 September 2019 | 22:52 WIB   Reporter: Yasmine Maghfira
Pesona Desa Warloka yang tak cukup dapat perhatian pemerintah daerah

ILUSTRASI. Pasar Barter Warloka


Warga Desa Warloka lain yaitu Ibrahim juga menyatakan satu-satunya dermaga yang ada sudah rusak sejak tiga tahun terakhir. Dermaga kayu tersebut sudah ada dari tahun 2009, usianya sudah 10 tahun.

Baca Juga: Menuju destinasi kelas dunia, Labuan Bajo terapkan konsep wisata berbasis masyarakat

Ibrahim menambahkan perihal dermaga itu, sebetulnya sudah dibahas di musyawarah desa (musdes) bersama kepala dusun setempat, tetapi sampai sekarang belum ada respon untuk diperbaiki.

Padahal, dermaga itu juga digunakan untuk angkutan kapal dari Labuan Bajo. Estimasi waktu dari Labuan Bajo ke Warloka melalui jalur laut diperkirakan memakan waktu 1 sampai 1,5 jam. Sementara, melalui jalur darat menghabiskan waktu 3 jam dan bisa lebih.

Aparat Desa Warloka Sahama menyatakan desa itu sebetulnya termasuk dalam 55 program desa wisata yang digagas oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Manggarai Barat Labuan Bajo.

Sebelumnya, Kepala Disbudpar Agustinus Rinus juga telah mengonfirmasi bahwa Warloka menjadi salah satu desa wisata yang pengembangan pariwisatanya dibiayai Disbudpar. Hanya saja karena keterbatasan anggaran, perbaikan infrastruktur dan fasilitas desa tersebut masih secara bertahap.

Baca Juga: Tahun 2020, pariwisata Labuan Bajo akan terapkan digitalisasi

Sahama juga menambahkan tren wisatawan di Warloka masih minim. Meski wisatawan lokal yang berkunjung masih cukup sering, tetapi untuk wisatawan mancanegara hanya 2 hingga 3 orang yang datang tiap bulannya.

Sementara itu, berdasarkan data kecamatan, tercatat ada lebih dari 300 Kepala Keluarga (KK) di Desa Warloka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru