Provinsi Banten Berada di Urutan Ke Lima Daerah dengan Angka Stunting Terbesar

Minggu, 26 Juni 2022 | 23:14 WIB   Reporter: Avanty Nurdiana
Provinsi Banten Berada di Urutan Ke Lima Daerah dengan Angka Stunting Terbesar

ILUSTRASI. Dukung penurunan stunting, IRT gelar pelatihan untuk kader posyanduANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.


STUNTING - JAKARTA. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2021 menempatkan Provinsi Banten di posisi lima besar daerah dengan angka stunting tertinggi se-Indonesia. Jumlah anak penderita stunting sebanyak 294.862 balita. Karena itu program pengentasan stunting menjadi fokus yang dijalankan di wilayah tersebut. 

Salah satunya menggelar pelatihan pengelolaan bahan makanan tambahan untuk 23 kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di tiga wilayah, yang perdana dilakukan pada Kamis (23/6). “Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari,” kata Lia Pursitawati, Nutrisionis Muda Seksi Kesga Gizi Dinas kesehatan Kota Cilegon, dalam rilis. 

Lia menuturkan, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada anak balita di Kota Cilegon telah dilaksanakan dari tahun ke tahun. PMT yang diberikan berupa makanan pabrikan yang memenuhi kebutuhan gizi anak balita berupa biskuit, susu diet tertentu dan Formula gizi untuk gizi buruk (F 75, F 100, F 135).

Baca Juga: Abbott-Kemendikbudristek Bermitra Tingkatkan Kesadaran Pentingnya Ukur Tumbuh Kembang

Menurut Lia, usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita gizi kurang di Kota Cilegon, perlu diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. 

Pembenahan asupan gizi yang baik buat balita pun menjadi salah satu jalan untuk mengurangi prevalensi stunting. Tak hanya pemerintah daerah, peran banyak pihak pun dibutuhkan untuk mengejar target penurunan angka stunting nasional sebesar 14% di 2024. 

Agar sesuai dengan tersebut maka laju penurunan stunting di wilayah tersebut, haruslah di kisaran 3,4%. Khusus untuk pemerintah kota Cilegon, Banten, penurunan angka stunting dari 29,08% di 2019 menjadi 20,06% di 2021 sendiri menjadi tantangan untuk terus berupaya keras menangani masalah gizi buruk buat balita.

Ketiganya wilayah tersebut adalah Salira Indah, Kecamatan Puloampel,  Kabupaten Serang dan Kelurahan Suralaya dan Lebakgede, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. 

PT Indo Raya Tenaga (IRT) sebagai SPC (Special Purpose Company) untuk proyek pembangkitan PLTU Ultra Super Critical Jawa 9&10 (2 x 1.000 MW) bersama Dinas Kesehatan Kota Cilegon sepakat berkerjasama. General Manager PT IRT Steve Adrianto mengatakan, kerjasama ini untuk pemenuhan gizi masyarakat di sekitar lingkungan proyek bisa tercipta. Ia menjelaskan, program Pemberian Makanan Tambahan ini difokuskan kepada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat melalui pemberian pelayanan program kesehatan masyarakat, terlebih ibu, anak dan lansia. 

Baca Juga: Kredivo Perluas Akses Edukasi Cegah Stunting di Daerah 3T

“Harapannya, anak-anak dan balita yang menerima manfaat dari program ini dapat tumbuh dengan baik menjadi penerus bangsa di masa yang akan datang. Tentu juga dapat memberikan semangat untuk para kader dan pengurus kesehatan,” ucap Steve. Ia memastikan, program ini akan tetap berlanjut agar dapat memberikan asupan gizi tambahan bagianak-anak dan balita. 

Editor: Avanty Nurdiana

Terbaru