Proyek LRT Jakarta Garapan WSKT Masih 23,15%, Begini Progresnya

Senin, 05 Agustus 2024 | 06:01 WIB   Reporter: Pulina Nityakanti
Proyek LRT Jakarta Garapan WSKT Masih 23,15%, Begini Progresnya

ILUSTRASI. Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).


LRT - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengungkapkan progres proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai, Jakarta Timur. Saat ini kemajuan pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 23,15%.

Sebelumnya, sudah dilakukan pengangkatan pertama balok girder atau erection girder di area Jalan Pemuda, Rawamangun pada April 2024 lalu.

Asal tahu saja, proyek itu merupakan lanjutan dari LRT Jakarta Fase 1A rute Kelapa Gading-Velodrome, Jakarta Utara.

Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Berhasil Lelang Aset Non Produktif Senilai Rp 22,75 Miliar

Waskita Karya ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B dengan nilai kontrak Rp 4,55 triliun pada Oktober 2023. Anggaran proyek tersebut menggunakan dana APBD DKI Jakarta.

Pada tahap ini, dibangun sepanjang 6,4 kilometer (km) yag terdiri dari lima stasiun, yaitu Stasiun Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan berakhir di Manggarai.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, perseroan berkomitmen menyelesaikan proyek LRT Jakarta Fase 1B ini dengan tepat waktu dan tepat mutu.

Baca Juga: Rugi Waskita Karya (WSKT) Menembus Rp 2,15 Triliun pada Semester I

Tujuannya adalah demi mendukung layanan transportasi publik yang masif, sehingga bisa mendukung kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat Jakarta.

“Selain itu, diharapkan dapat memudahkan mobilitas masyarakat dan mendorong integrasi moda angkutan umum di Jakarta seperti Commuter Line, MRT Jakarta dan Trans Jakarta,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (2/8).

Nantinya, LRT Jakarta akan dioperasikan dengan waktu jeda atau headway selama 10 menit. Melalui perpanjangan rute ini, diperkirakan ada peningkatan potensi penumpang secara bertahap menjadi 80 ribu per hari.

Guna memaksimalkan okupansi LRT Jakarta, ke depannya juga akan dikembangkan Fase 2A dengan lintas Kelapa Gading-JIS, 1C Manggarai-Dukuh Atas, 1D Dukuh Atas-Pesing.

“Ada pula rute 3A dan 3B yang masing-masing akan melengkapi rute Kemayoran-JIS-Kelapa Gading-Velodrome-Klender-Halim,” ujarnya.

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Ungkap Perkembangan Proyek Bendungan Jlantah dan Jragung

Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B tim proyek melakukan beberapa inovasi. Yaitu, design long span (bentang panjang) termasuk metode pelaksanaannya, AFC (Automatic Fare Collection) sebagai payment gateway, serta implementasi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D.

Inovasi long span dilakukan karena kondisi semua trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta dan beberapa melintas di simpang besar.

“Misalnya juga, pekerjaan di area halte Trans Jakarta menggunakan steelbox girder bentang panjang sehingga tetap operasi dan tidak membongkar halte,” paparnya.

Inovasi AFC sebagai payment gateway itu ditujukan agar bisa digunakan dengan berbagai macam pembayaran digital seperti e-wallet dan QRIS.

“Ini mengingat nantinya Proyek LRT Jakarta Fase 1B akan terintegrasi dengan berbagai moda public transport melalui koridor Linkway,” ungkapnya.

Sementara, penerapan inovasi Building Information Modeling (BIM) sampai level 7D dilakukan guna mendukung pelaksanaan proyek.

Baca Juga: Waskita (WSKT) Catat Selesaikan 64 PSN, Mayoritas Jalan Tol

Proses koordinasi dengan stakeholder proyek menggunakan Electronic Document Management System (EDMS) dan Common Data Environment (CDE) dalam satu platform yaitu Autodesk Construction Cloud (ACC). Pada platform itu, dapat terlihat proses peninjauan dan persetujuan dokumen secara daring serta diakses oleh semua pemangku kepentingan.

Menurut Ermi, pengembangan inovasi BIM menjadi hal yang wajib dilakukan selama pembangunan. Sebab, BIM membuat proses pekerjaan pada proyek menjadi lebih mudah.

BIM membantu proyek mulai dari pembuatan gambar kerja, review desain, mapping progress, sequence pekerjaan, quantity take off dan cost estimate, hingga koordinasi dengan pihak yang terlibat pada proses pembangunan proyek, baik itu pemberi tugas, kontraktor, maupun konsultan.

“Kemudian, lewat sistem data berbasis cloud, seluruh proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan secara baik. Data tersebut dapat pula diakses secara realtime kapan pun dan di mana pun,” katanya.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun optimistis kehadiran LRT Jakarta Fase 1B ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai.

Baca Juga: Pengamat: Merger BUMN Karya Bakal Tingkatkan Daya Saing

“Nantinya ketika kereta jarak jauh tiba di stasiun ini, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading menggunakan LRT Jakarta,” ujar Direktur Jenderal Perkerataapian Kemenhub Risal Wasal.

Risal menambahkan, penumpang dapat memanfaatkan walkaway dari stasiun Manggarai menuju stasiun LRT.

“Kami optimistis pekerjaan proyek ini segera selesai dan bisa beroperasi pada awal 2027. Diharapkan pula pada kuartal ketiga 2026 sudah dapat dinikmati oleh publik,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru