PTPN - ROKAN HULU. Selain meluncurkan program BUMN Sawit Untuk Rakyat, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V juga menggelar pasar murah dan peluncuran produk Walini di lingkungan PTPN V di Riau dan Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Kamis (11/4).
Dalam kegiatan pasar murah, PTPN V menyediakan paket sembako sebanyak 20.000 paket, yang masing-masing berisi paket gula 1 kg, minyak 1 liter, teh celup 1 kotak. Paket sembako ini dibanderol seharga Rp 11.000.
Sementara dalam kegiatan BUMN Untuk Sawit Rakyat, pihak PTPN V melangsungkan program peremajaan kelapa sawit rakyat, program subsidi harga bokar, dan program peningkatan kesejahteraan karyawan.
Dalam skema kerjasama program peremajaan kelapa sawit rakyat, masing-masing pihak yang terlibat dalam program ini akan melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai kewenangan mereka.
Kewajiban dan tugas masing-masing pihak adalah, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sebagai penyedia dana Rp 25 juta per hektare bagi petani yang melakukan replanting atau peremajaan tanaman.
Pihak perbankan bekerja sebagai penyedia dana pendamping untuk memenuhi kebutuhan investasi per hektare. Lalu para petani sebagai pemilik kebun sawit, PTPN V selaku mitra teknis dan pembeli sawit petani plasma, lalu pemerintah daerah (Pemda) Riau selaku pemberi rekomendasi sebagai prasyarat pencairan Rp 25 juta dari BPDPKS.
Petani plasma sebagai penerima manfaat akan mendapat kejelasan mulai saat pengajuan, pemenuhan persyaratan administrasi, hingga bantuan teknis peremajaan sehingga petani plasma akan lebih mudah melakukan peremajaan kelapa sawit sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo saat melakukan kegiatan replanting pertama pada 2017.
“Saat ini, dukungan Pemerintah untuk peremajaan sawit baik dari sisi pendanaan maupun bibit sawit sangat besar, namun petani plasma belum mampu memanfaatkan secara optimal,” ujar Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).
Dalam proses pelaksanaan peremajaan kelapa sawit seluas 725 hektar tersebut, PTPN V melibatkan anggota petani plasma untuk melaksanakan pekerjaan lanjutan seperti pembibitan dan penanaman. Pelibatan anggota petani plasma ini sendiri menelan biaya lebih kurang Rp 10 miliar.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani karet, PTPN V juga memperkenalkan program subsidi harga bokar yang telah dilaksanakan di wilayah kerjanya sejak pertengahan Februari 2019.
Program subsidi harga bokar bertujuan meningkatkan pendapatan petani karet serta menjadi stabilisator harga karet di pasar. "Melalui pelaksanaan program subsidi harga bokar telah didapat sejumlah peningkatan positif yang terjadi di pasar karet di wilayah Riau. dimana terjadi peningkatan harga beli bokar sebesar 17,33%," kata Jatmiko.
Selain itu, insentif yang kami berikan terbukti mampu membuat pergerakan harga pasar karet lebih kompetitif, harga tidak lagi dipermainkan oleh pengumpul besar. Hal ini tentu saja membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani karet dan meningkatkan minat petani karet untuk bermitra dengan kami,” terang Jatmiko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News