JAKARTA. Calon wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2017 nomor pemilihan tiga Sandiaga Uno mengaku sempat berbincang dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasyir beberapa waktu lalu. Pada kesempatan itu, Sandi meminta saran dari Haedar mengenai bolehkah ia menyumbangkan seluruh gajinya sebagai pejabat untuk orang yang tidak mampu.
Menurut Sandi, Haedar tak menyetujui jika pejabat tidak mengambil gajinya. Karena hal itu dinilainya bisa berpotensi membuat pejabat itu menerima pemasukan tidak resmi dari pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya.
"Saya sempat diskusi sama Haidar Nasir. Karena Pak Haidar sangat tidak setuju kalau ada pejabat yang bilang semua gaji untuk kaim dhuafa, nanti hidupnya bagaimana," kata Sandi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/4).
Kepada Haedar, Sandi menyebut keputusannya maju di dunia politik sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat setelah sekian tahun bergelut dalam dunia bisnis. Ia juga menyebut sudah punya pemasukan dari saham-saham yang dimilikinya di beberapa perusahaan.
Setelah mendengar penjelasan itu, Sandi mengaku, Haedar bisa memaklumi dan memperbolehkan keinginannya untuk tidak mengambil gajinya jika nantinya menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI.
"Saya cerita kasus saya, saya punya saham dan tabungan yang banyak sekali. Saya bilang boleh enggak. (Kata Haedar) kalau khusus Sandi diperbolehkan," ujar Sandi.
Sandi mengaku, jika terpilih menjadi wakil gubernur, ia akan menyumbangkan seluruh gaji, tunjangan, dan kompensasi yang diterimanya untuk warga miskin. Berdasarkan laporan harta kekayaan pejabat negara (LHKPN) pada 29 September 2016, Sandi tercatat memiliki total kekayaan mencapai Rp 3,8 triliun dan US$ 10.347.381.
(Alsadad Rudi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
