JAKARTA. Presiden ke-32 Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt pernah mengatakan, tak ada kebetulan dalam politik.
Jika itu seolah-olah terjadi, maka bisa dipastikan sudah direncanakan dengan suatu cara tertentu.
Demikian pula yang terjadi pada pencalonan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Sylviana Murni.
Pasangan ini diusung empat partai politik, yaitu Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Amanat Nasional.
Meski diputuskan dalam waktu dua hari, pencalonan Agus dinilai tak mendadak.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, pencalonan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu pasti sudah direncanakan dengan matang.
SBY, kata Yunarto, bukan tipe orang yang melakukan sesuatu dengan mendadak, tanpa perencanaan.
"Pak SBY itu orang yang penuh kehati-hatian dan seorang perencana," kata Yunarto, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9).
Menurut dia, apa yang dilakukan SBY dengan mendorong Agus maju ke kancah politik adalah hal yang wajar.
Ia mengatakan, politik memang membutuhkan momentum.
Yunarto menilai, Pilkada DKI dimanfaatkan sebagai momentum bagi mereka yang hendak bertarung pada panggung politik yang lebih besar, yaitu Pemilu 2019.
Sudah direncanakan
Munculnya nama Agus terkesan tiba-tiba, saat empat partai politik melakukan komunikasi intens untuk membahas calon yang akan diusung.
Ternyata, penggodokan nama Agus sudah dilakukan sejak tiga minggu lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi mengatakan, nama Agus dimunculkan oleh Partai Demokrat.
Saat ditanya apakah nama Agus diusulkan langsung oleh SBY, Arwani mengaku tidak tahu.
Namun, ia mendengar wacana pengusungan Agus dari sejumlah fungsionaris Demokrat.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno.
Eddy mengatakan, nama Agus sudah disimulasikan dengan berbagai tokoh sejak tiga hingga empat minggu sebelum pertemuan di Cikeas.
Namun, karena Agus masih berstatus militer aktif, simulasi dilakukan secara internal dan prosesnya tidak diumumkan kepada publik.
"Jadi kami sudah mempertimbangkan dengan matang ketika mengusung Mas Agus," ujar Eddy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/9).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, nama Agus sempat masuk lima besar dalam sebuah survei yang dilakukan Indo Barometer.
Syarief menyebutkan, Agus bercokol di posisi kelima. Dalam survei tersebut, posisi pertama ditempati oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, berikutnya Tri Rismaharini, Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
"Itu survei yang dilakukan dua bulan lalu dan hasilnya ternyata positif. Mas Agus bisa masuk lima besar, padahal namanya belum pernah disebut akan maju di Pilgub DKI Jakarta," kata Syarief.
Syarief membantah Partai Demokrat sejak awal sudah menyiapkan skenario sejak lama untuk mengusung Agus sebagai calon gubernur.
Menurut dia, nama Agus justru muncul dari PPP, PKB, dan PAN yang menjadi mitra koalisi Demokrat.
Saat dikonfirmasi, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari tak mau berkomentar soal survei tersebut.
"Wah, kalau itu tanya langsung saja ke Pak Syarief ya," ucap Qodari ketika dihubungi secara terpisah.(Rakhmat Nur Hakim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News