Sukhoi dan F-16 akan kawal pesawat tamu kenegaraan IMF-World Bank di Bali

Sabtu, 06 Oktober 2018 | 13:15 WIB   Reporter: Herlina KD
Sukhoi dan F-16 akan kawal pesawat tamu kenegaraan IMF-World Bank di Bali


PERTEMUAN IMF-WB - KUTA. Pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank semakin dekat. Persiapan pun terus dimatangkan menjelang hari H, termasuk pengamanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung, Bali.

Manajemen Bandara Ngurah Rai menyiapkan sekitar 2.000 petugas keamanan gabungan untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran arus penumpang dan delegasi dari negara-negara peserta rapat akbar tersebut.

Personel keamanan gabungan yang mulai bertugas pada tanggal 1 Oktober tersebut terdiri dari elemen kepolisian dan Paskhas TNI Angkatan Udara.

Dari Paskhas TNI AU turut menerjunkan satuan pelaksana operasi khusus Satuan Bravo 90 untuk ikut membantu keamanan dan kelancaran penyelenggaraan acara akbar kenegaraan ini.

General Manager Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, mengatakan personel gabungan akan bertugas dari sebelum kedatangan para delegasi, hingga satu minggu setelah acara resmi ditutup.

"Personel tersebut akan kami siagakan di posko keamanan terpadu yang beroperasi mulai 1 hingga 21 Oktober 2018," papar Yanus Suprayogi di Kuta, Jumat (5/10).

Pasukan tersebut juga dibantu petugas rutin dari TNI Angkatan Udara Ngurah Rai, polisi dari Kesatuan Pelaksana Pengawasan Pelabuhan Udara (KP3U), dan Pecalang dari desa adat penyangga Bandar Udara.

Dari internal Bandar Udara sendiri, manajemen menyiapkan sebanyak 342 personel keamanan Bandar Udara (Aviation Security/Avsec) yang bertugas dalam empat kali pergantian jam kerja (shift), sehingga total berjumlah 1.368 orang.

Personel Avsec tersebut akan ditempatkan di sejumlah titik, termasuk di posko keamanan terpadu IMF-World Bank Annual Meetings 2018 yang disiapkan di ruang publik di Terminal Kedatangan Domestik dan area penurunan penumpang (drop-off zone) di Terminal Keberangkatan Internasional.

Sebelumnya, untuk mematangkan kesiapan pengamanan, telah dilakukan enam kali simulasi atau latihan penanggulangan aksi terorisme dengan melibatkan sejumlah instansi keamanan, mulai dari TNI, Polri, personel khusus, hingga petugas Bandar Udara, mulai dari November 2017 hingga 2 Oktober 2018.

"Tujuannya untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi apabila terjadi peristiwa yang tidak terduga," ujar Yanus.

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru