KELAUTAN DAN PERIKANAN - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengapresiasi kerja keras Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaannya. Para pelaku UMKM ini berhasil mengolah produk perikanan menjadi pempek yang mendatangkan cuan.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS) KKP, Budi Sulistiyo mengatakan, UMKM binaan KKP berhasil membeli dan merenovasi rumah senilai Rp 500 juta berkat penjualan pempek.
"Ini tentu luar biasa yang menunjukkan bahwa UMKM memiliki semangat dan kegigihan yang patut kita teladani," kata Budi dalam keterangannya, Selasa (6/6).
Baca Juga: KKP Gandeng FAO Kembangkan Smart Fisheries Village di Sumsel
Budi mengatakan, UMKM binaan KKP dapat menghadirkan produk dengan harga terjangkau, namun memiliki citarasa yang khas. Pasalnya, mereka menjual pempek seharga Rp2.000/pcs. Selain itu, mereka juga memberdayakan masyarakat sekitar, khususnya perempuan.
"Ini harga kaki lima rasa bintang lima, dan mereka juga UMKM yang inklusif," sambungnya.
Budi berharap kisah sukses Pempek Sapta dapat menginspirasi para milenial. Menurutnya, sektor kelautan dan perikanan masih memiliki banyak peluang yang bisa dioptimalkan oleh siapapun yang tertarik untuk bergelut dengannya.
"Peluangnya masih besar, tentu bagi siapapun yang mau bergelut di sektor ini harus tekun, dan Pempek Sapta telah menunjukkan itu," tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa UMKM memiliki peran besar pada pertumbuhan ekonomi nasional, utamanya dalam penyerapan tenaga kerja. Di sektor kelautan dan perikanan sendiri, potensi pengembangan UMKM masih sangat terbuka lebar.
Baca Juga: Catat! Ini daftar stimulus Pemprov DKI Jakarta untuk pelaku UMKM di tengah pandemi
Dalam keterangan tertulis KKP disebutkan, kegigihan Bu Sapta sejak 2018 mengikuti program pembinaan usaha KKP mulai membuahkan hasil. Tempat Usaha yang telah dimiliki penuh dan keberhasilan mempekerjakan 5 pegawai saat ini menjadi bukti usahanya mulai berdikari.
Sapta masih ingat bantuan KKP, mulai dari chest freezer di tahun 2018, bantuan alat pengolahan di tahun 2020 hingga tambahan chest freezer pada tahun 2022. Menurutnya, semua bantuan tersebut sangat tepat guna mengingat kebutuhannya sebagai produsen pempek, memerlukan alat untuk menjaga kualitas bahan baku dan produk pempeknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News