VIRUS CORONA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut dalam 24 jam terakhir, pada Sabtu 23 Mei 2020 ada tambahan kasus baru positif corona di Jakarta sebanyak 127 orang menjadi total 6.443 orang.
Selain itu, pasien corona di Jakarta yang meninggal dalam 24 jam terakhir sebanyak 3 orang, sehingga total menjadi 504 orang.
Sementara jumlah pasien corona di Jakarta sembuh pada periode yang sama sebanyak 29 orang. Dengan tambahan ini maka pasien corona di Jakarta yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.587 orang.
UPDATE KASUS VIRUS ORONA DKI JAKARTA | ||
Sabtu (23/5) | Jumat (22/5) | |
Pasien Positif terkonfirmasi | 6.443 | 6.316 |
Pasien Dirawat | 2.006 | 1.975 |
Pasien Sembuh | 1.587 | 1.558 |
Pasien Meninggal | 504 | 501 |
Self Isolation | 2.346 | 2.282 |
Orang Dalam Pemantauan | 25.699 | 24.145 |
Proses Pemantauan | 382 | 260 |
Selesai pemantauan | 25.317 | 23.885 |
Pasien Dalam Pemantauan | 8.249 | 8.065 |
Dirawat | 784 | 652 |
Pulang Sehat | 7.465 | 7.413 |
Dinas Kesehatan juga menyebutkan saat ini masih ada Orang Dalam Pemantauan (ODP) corona di Jakarrta sebanyak 382 orang dari total akumulasi ODP sebanyak 25.699.
SELANJUTNYA >>>
Sementara jumlah pasien dalam pemantauan (PDP) corona di Jakarta saat ini sebanyak 784 orang dari total akumulasi PDP selama ini sebanyak 8249 orang pasien.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga telah melaporkan proses pengetesan cepat atau rapid test terhadap sebanyak 114.940 orang. Adapun dari hasil pengetesan tersebut pasien yang ditemukan reaktif terhadap rapid test sebanyak 4.411 orang.
Tambahan kasus corona di Jakarta ini sebelumnya dikhawatirkan Gubernur DKI Jakarta Anis Rasyid Baswedan. Gubernur khawatir terjadinya lonjakan kasus positif corona di Jakarta karena peningkatan aktivitas warga menjelang Lebaran 2020.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta menyatakan, menjelang perayaan Lebaran 2020, ia kembali mengimbau kepada seluruh warga Jakarta dan Jabodetabek pada umumnya untuk terus meningkatkan disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona di Jakarta.
Gubernur Anies khawatir menuju hari raya Idul Fitri yang akan berlangsung Ahad (24/5) banyak warga yang melakukan kegiatan di luar rumah. Kegiatan mennjelang Lebaran 2020 seperti ini yang berpotensi menyebabkan terjadinya penularan virus corona di Jakarta.
Karena itu penting bagi warga untuk tetap berada di rumah selama Lebaran 2020 dalam rangka menjaga agar Jakarta tetap aman.
Gubernur Anies Baswedan khawatir, tanpa disiplin yang ketat, Lebaran 2020 ini bisa menjadi gelombang kedua penyebaran virus corona di Jakarta maupun Jabodetabek.
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, menyampaikan kondisi terkini menjelang Lebaran 2020 di Balai Kota Jakarta Jumat (22/5). Pada kesempatan itu, Gubernur didampingi Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta Ma'mun Al Ayyubi, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia DKI Jakarta Munahar Muchtar Jumat.
Gubernur Anies menyampaikan imbauan mengenai tiga hal kepada masyarakat DKI Jakarta dan Jabodetabek pada umumnya terkait perayaan Lebaran 2020 agar bisa menghindari penyebaran corona di Jakarta .
SELANJUTNYA >>
Pertama, agar warga tetap berada di rumah menjelang Lebaran 2020, pada saat Lebaran 2020 dan sesudah perayaan Lebaran 2020.
"Jangan sampai kita melonggarkan diri melupakan kedisiplinan yag sudah dijaga dua bulan terakhir. Ini agar tidak kembali situasi awal bulan Maret," kata Anies.
Kedua, Gubernur meminta warga mentaati seruan yang dikeluarkan oleh MUI DKI Jakarta dan DKM DKI Jakarta pada saat pelaksanaan Lebaran 2020. Sebab seruan ini relefan untuk masyarakat Jakarta agar kasus corona di Jakarta berkurang.
"Jakarta, Jabodetabek itu satu kesatuan episentrum penanganan Covid-19 tidak ada wilayah kuning, hijau, atau merah, Tapi satu kesatuan kawawsan," katanya.
Ketiga, Anies mengimbau warga tetap melaksanakan takbir dan salat Ied di rumah masing-masing pada Lebaran 2020 ini agar menghindari penyebaran corona di Jakarta . "Masjid- masjid tetap mengumandangkan takbir, masimal lima orang bergantian, dari magrib menjelang salat Ied," katanya.
Keempat, Gubernur Anies mengingatkan kepada semua warga bahwa diteruskan atau tidak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tergantung pada masyarakat.
"Saya mengapresiasi dan terimakasih kepada pribadi dan keluarga yang disiplin di rumah. Kedisiplinan Anda menjadikan kota ini menjadi lebih aman," kata Gubernur.
Seperti kita tahu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memutuskan untuk memperpanjang PSBB selama dua pekan ke depan atau hinggga 4 Juni 2020 medatang demi menekan angka perkembangan corona di Jakarta .
Artinya dalam pelaksanaan Lebaran 2020 ini warga tetap dalam situasi PSBB sehingga harus disiplin melakukan pembatasan fisik dan sosial dalam protokol guna menekan corona di Jakarta.
SELANJUTNYA>>
Anies mengingatkan bahwa dua pekan ke depan ini menjadi pekan yang sangat menentukan bagi DKI Jakarta.
"Kami menyadari angka ukuran menunjukkan bahwa Covid-19 di DKI Jakarta, alhamdulillah menunjukkan tanda-tanda corona di Jakarta membaik tapi ini belum selesai," katanya.
Pemerintah provinsi melihat risiko penyebaran penyakit saat ini masih tinggi dan berpotensi terjadinya gelombang kedua masih tetap ada menjelang Lebaran 2020.
"Karena itulah disiplin masyarakat secara bersama sama dua pekan ke depan akan menentukan apakah sesudah dua pekan bisa memulai masa transisi menuju normal baru di Ibu kota atau tidak. Bila tidak disiplin dan longgar maka dua pekan ke depan terpaksa diteruskan pengetatan karena risiko penularan menular," katanya.
Gubernur Anies khawatir menuju hari raya Idul Fitri yang akan berlangsung Ahad (24/5) banyak warga yang melakukan kegiatan di luar rumah. Kegiatan mennjelang Lebaran 2020 seperti ini yang berpotensi menyebabkan terjadinya penularan virus corona di Jakarta.
Karena itu penting bagi warga untuk tetap berada di rumah selama Lebaran 2020 dalam rangka menjaga agar warga tetap aman dari penyebaran virus corona di Jakarta .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News