Viral suara dentuman di Jawa Tengah, begini penjelasan BMKG

Senin, 11 Mei 2020 | 19:50 WIB Sumber: Kompas.com
Viral suara dentuman di Jawa Tengah, begini penjelasan BMKG

ILUSTRASI. Petir menyambar di kawasan kampung nelayan Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/2).


ALAM SEMESTA - Sejak Senin (11/5) pagi, viral di media sosial Twitter tentang unggahan sejumlah pengguna yang mengaku mendengar suara dentuman di beberapa wilayah Jawa Tengah. 

Hingga menjelang siang, kata kunci "dentuman" dan tagar #dentuman masih menjadi salah satu trending topic di Twitter. Pengguna Twitter masih mempertanyakan sumber suara dentuman yang disebut-sebut terdengar pada Senin dini hari.

Kepala BMKG Stasiun Meterologi Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, tidak ada catatan mengenai aktivitas seismik alias gempa tektonik.

"Tidak terkait dengan aktivitas seismik, baik yang dipicu oleh aktivitas sesar lokal maupun aktivitas zona subduksi Selatan Hawa," kata dia kepada Kompas.com.

Baca Juga: Sebulan lalu di Jabodetabek, kini suara dentuman terdengar di Jawa Tengah

Menurut Achadi, dari monitoring listrik udara, jika melihat data lightning detector, terlihat distribusi sambaran kilat atau petir pada 10 Mei pukul 23.00 WIB hingga 11 Mei jam 05.00 WIB.

Sambaran kilat atau petir tersebut sebagian besar terkonsentrasi pada pegunungan tengah dan pesisir Selatan Jawa Tengah, sedikit sebaran juga terdapat di sekitar Solo, Klaten, dan Kendal.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr Daryono juga memastikan, sumber suara dentuman tersebut tidak berasal dari gempa tektonik.

"Setelah dilakukan pengecekan terhadap gelombang seismik dari seluruh sensor gempa BMKG yang tersebar di Jawa Tengah, hasilnya menunjukkan tidak ada catatan aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Tengah," ujarnya ke Kompas.com.

Baca Juga: Penasaran misteri dentumen keras akhir pekan lalu? Ini penjelasan vulkanolog ITB

Bila aktivitas gempa sampai mengeluarkan bunyi ledakan, artinya kedalaman hiposenter gempa tersebut sangat dangkal, dekat permukaan. "Jika itu terjadi, maka akan tercatat oleh sensor gempa," kata dia.

Menurut Daryono, saat ini BMKG mengoperasikan lebih dari 22 sensor gempa dengan sebaran yang merata di Jawa Tengah.

"Sehingga, jika terjadi gempa di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya maka dipastikan gempa tersebut akan terekam. Selanjutnya, diproses untuk kami tentukan magnitudo dan lokasi titik episenternya untuk diinformasikan kepada masyarakat," jelas Daryono. 

Editor: S.S. Kurniawan

Terbaru