Peristiwa

Warning BMKG: 8 Destinasi Ini Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Selama Libur Sekolah

Senin, 30 Juni 2025 | 05:46 WIB Sumber: Kompas.com
Warning BMKG: 8 Destinasi Ini Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem Selama Libur Sekolah

ILUSTRASI. BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem di sejumlah destinasi wisata selama libur sekolah Juli 2025.


BMKG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem di sejumlah destinasi wisata selama libur sekolah Juli 2025. 

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, saat ini Indonesia telah memasuki periode musim kemarau. Akan tetapi kondisi atmosfer yang masih labil menyebabkan beberapa wilayah masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat bahkan disertai dengan angin kencang dan petir. 

Dwikorita menjelaskan, hal tersebut disebabkan karena fenomena angin Monsun Australia yang masih relatif lemah. 

Angin Monsun Australia merupakan faktor pendorong utama terjadinya musim kemarau. Di sisi lain, suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di selatan Indonesia turut memperkuat potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan deras di musim kemarau. 

“Seharusnya, pada periode Maret hingga Mei angin Monsun Australia sudah dominan membawa massa udara kering dari selatan," kata Dwikorita, dikutip dari keterangan resmi BMKG, Sabtu (28/6/2025). 

"Namun tahun ini, kekuatannya tertahan, sehingga sistem atmosfer skala mingguan seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin masih aktif dan turut mendorong pembentukan awan-awan hujan," imbuh dia. 

Dwikorita juga menyampaikan, sejumlah wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk beberapa destinasi wisata utama diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem, seperti hujan deras selama sepekan ke depan. 

Baca Juga: Bibit Siklon Tropis 97W Terdeteksi di Indonesia, Ini Dampaknya Menurut BMKG

Lantas, destinasi wisata mana saja yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem selama periode libur sekolah? 

8 destinasi wisata yang berpotensi alami cuaca ekstrem 

Lebih lanjut, Dwikorita menyampaikan, beberapa destinasi wisata di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem karena adanya aktivitas MJO yang saat ini masih berada di Pulau Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Kalimantan. 

MJO menjadi pemicu utama kondisi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, kelembapan atmosfer yang masih tinggi serta angin timuran yang belum stabil juga menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya hujan, bahkan di kawasan yang biasanya sudah kering di musim kemarau. 

Di wilayah pegunungan, hujan berpotensi memicu longsor atau tumbangnya pohon, sementara di wilayah laut, angin kencang dan gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan aktivitas wisata air. 

Oleh sebab itu, Dwikorita mengimbau agar masyarakat yang hendak merencanakan perjalanan liburan untuk berhati-hati. 

Baca Juga: Sampai Kapan Kemarau Basah di Indonesia Berlangsung? Ini Fakta-faktanya

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru