Peristiwa

Wilmar Jalankan Program Ikatan Dinas untuk Tenaga Profesional Industri Sawit

Minggu, 23 Februari 2025 | 16:10 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Wilmar Jalankan Program Ikatan Dinas untuk Tenaga Profesional Industri Sawit

Wilmar Scholarship Program, Workshop and Graduation di Serang (18/2). Acara tersebut juga menjadi momen kelulusan bagi penerima beasiswa yang telah menyelesaikan ikatan dinas selama delapan tahun dengan perusahaan.


INDUSTRI SAWIT - JAKARTA. Wilmar telah menjalankan program ikatan dinas bagi lulusan penerima beasiswa yang bekerja sama dengan Institut Stiper (Instiper) Yogyakarta selama delapan tahun. Program ini bertujuan mencetak tenaga profesional yang kini menempati berbagai posisi strategis di perusahaan.

Direktur Operasional Wilmar, Cheah Cee Wai, menyatakan bahwa peserta program mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam perusahaan. 

Menurutnya, pencapaian mereka merupakan hasil dari proses belajar dan kerja keras dalam membangun keahlian di bidang masing-masing. 

Baca Juga: Program B40 Jadi Katalis Positif Emiten Sawit, Cermati Rekomendasi Sahamnya

“Kami selalu memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang bersama perusahaan,” ujarnya dalam acara Wilmar Scholarship Program, Workshop and Graduation di Serang pada 18 Februari. 

Acara ini juga menandai kelulusan peserta yang telah menyelesaikan ikatan dinas selama delapan tahun.

Cheah menyebutkan bahwa tingkat keberlanjutan program ini mencapai 68,75%, dihitung sejak peserta mulai menempuh pendidikan di Instiper hingga berakhirnya masa ikatan dinas.

Salah satu penerima beasiswa, Roy Hidayat, yang kini menjabat sebagai Deputi Factory Manager PT Wilmar Padi Indonesia, Serang, menyampaikan bahwa program ini memberikan pengalaman di berbagai industri yang dikelola perusahaan. 

“Perusahaan memberikan peluang bagi saya untuk mengembangkan kemampuan, dan saya selalu memanfaatkannya,” katanya.

Baca Juga: Kemenkeu: Industri Sawit Sumbang Rp 88,7 Triliun ke APBN 2023

Roy juga menambahkan bahwa akses pendidikan tinggi dan kesempatan kerja yang diberikan telah membantunya meningkatkan taraf hidup. 

“Saya kini dapat membantu keluarga, membeli rumah, dan kendaraan. Saya adalah anggota pertama keluarga yang bekerja di perusahaan berskala global,” ujarnya.

Sementara itu, Assistant Supervisor PT Gersindo Minang Plantation, Antonius Umbulero, mengatakan bahwa industri kelapa sawit masih tergolong langka di daerah asalnya, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, yang didominasi oleh pertanian tradisional. 

Menurutnya, program ini memberikan pengalaman dan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan serta kemampuan bersosialisasi. “Saya merasakan perbedaan antara daerah asal saya dan wilayah lain di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Dilema Industri Sawit, Pemenuhan Biodiesel Hingga Pengorbanan Kapasitas Ekspor

Umbulero berharap dapat terus mengembangkan diri dengan memanfaatkan berbagai tantangan dan peluang yang ada di industri kelapa sawit.

 

Selanjutnya: Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 H Digelar 28 Februari 2025

Menarik Dibaca: Kuning Telur Mengandung Kolesterol atau Tidak? Ini Faktanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru