AGRIBISNIS - BANJARBARU. Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan serta mengantisipasi El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus 2023.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar seluruh jajaran Kementan membantu petani dan sebagai persiapan dari semua daerah di Indonesia untuk menghadapi El Nino.
El Nino merupakan fenomena kering dimana curah hujannya itu lebih kering dari biasanya. Yang disebut dari biasanya itu rata-rata curah hujan selama 25 tahun, kalo El Nino itu lebih kering dibandingkan dengan rata-rata selama 25 tahun itu.
Menyadari Pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan Pertanian menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) Vol 4 Edisi 20 Tahun 2023.
Baca Juga: Waspada! Ada Potensi Kenaikan Inflasi Tersulut Peningkatan Harga Pangan
Kegiatan MAF diselenggarakan oleh SMK-PP Negeri Banjarbaru yang di fasilitasi oleh Pusat Pendidikan Pertanian mengambil tema "Bertani Ramah Lingkungan Di Tengah Fenomena Climate Change Tetap Menguntungkan" melalui daring, Sabtu, (27/5).
Hadir dan membuka MAF ini, Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa El Nino adalah salah satu fenomena sebagai dampak dari climate change, selain itu ada juga La Nina dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] yang luar biasa.
"Menghadapi El Nino yang paling penting adalah antisipasi, adaptasi serta mitigasi. Karena saat ini sudah memasuki El Nino yg paling penting adalah bagaimana melakukan adaptasi dan mitigasi," jelas Dedi seperti dikutip dari siaran pers Kementan, Rabu (31/5).
Pada kesempatan itu Dedi mangajak petani untuk menggadapi El nino dengan pemanfaatan air efisien dan hemat, perbaiki saluran irigasi, pembuatan embung, penggunaan teknologi, penahan air (biochars), dan penggunaan varietas unggul.
Baca Juga: Menakar Prospek Harga CPO di Tengah Kekhawatiran Ancaman El Nino
Dalam kesempatan sama, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengatakan bahwa saat ini di prediksi akan menghadapi fenomena iklim yaitu el nino, dampaknya akan mengurangi curah hujan di Indonesia.
"Ini akan menjadi tantangan di dunia pertanian, maka perlu dilakukan penderasan tentang pertanian ramah lingkungan melalui kegiatan MAF ini," ujar Budi saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
MAF kali ini mengundang dua narasumber yaitu: Masliyana, Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura [BPTPH] Provinsi Kalimantan Selatan dan Sunart, petani milenial serta Direktur Bumdes Amanah, Desa Padang Jaya, Kalimantan Timur.
Masliyana selaku Kepala BPTPH menjelaskan tentang penerapan budidaya tanaman sehat, nantinya dapat memperoleh manfaat yang signifikan dan mencapai pertanian yang berkelanjutan, menjaga kesehatan manusia, dan merawat lingkungan.
Menurutnya, manfaatnya yang di dapat adalah: potensi rendah terhadap serangan hama dan penyakit, produktivitas dan kualitas hasil pertanian meningkat, menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi penggunaan bahan kimia sintetis, melestarikan lingkungan dan menghasilkan produk pertanian yang aman bagi konsumen.
Baca Juga: Ini Emiten yang Berpotensi Terdampak Fenomena El Nino di Tahun 2023
Sedangkan pemateri kedua, Sunarti menyampaikan materi tentang "Pertanian Ramah Lingkungan Dan Agro Ekowisata." Petani kelahiran 1990 ini berbagi ilmu dan pengalaman tentang Proses olah tanah, Proses persemaian bibit dan pindah bibit, Tanam dan perawatan padi, dan Masa dan pasca panen.
Terakhir, melalui closing statementnya, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengajak semua petani untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan. Selain itu Kapusdik mengajak petani menerapkan smart farming, mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR], dan melakukan kolaborasi [networking].
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News